KEMBAR78
Iran-Israel Memanas, Perusahaan Migas Was-Was - Bisnis Liputan6.com
Sukses

Iran-Israel Memanas, Perusahaan Migas Was-Was

CEO Shell Wael Sawan mengungkapkan bahwa perusahaan minyak dan gas asa Prancis itu kini sangat berhati-hati saat menjalankan pengiriman melalui Timur Tengah, mengingat meningkatnya konflik Israel-Iran.

Diterbitkan 20 Juni 2025, 12:30 WIB

Liputan6.com, Jakarta CEO Shell Wael Sawan mengungkapkan bahwa perusahaan minyak dan gas asa Prancis itu kini sangat berhati-hati saat menjalankan pengiriman melalui Timur Tengah, mengingat meningkatnya perang Israel-Iran.

"Meningkatnya ketegangan selama beberapa hari terakhir, pada dasarnya, telah menambah ketidakpastian yang sudah signifikan di kawasan tersebut," kata Wael Sawan dalam sebuah konferensi industri di Tokyo, dikutip dari US News, Jumat (20/6/2025).

"Kami sangat berhati-hati dengan, misalnya, pengiriman kami di kawasan tersebut, hanya untuk memastikan bahwa kami tidak mengambil risiko yang tidak perlu,” terangnya.

Seperti diketahui, sekitar 20% minyak dan bahan bakar dunia mengalir melalui Selat Hormuz, jalur laut penting di Timur Tengah.

Sawan mengatakan, hal yang paling menantang adalah gangguan elektronik yang mengganggu sistem navigasi kapal komersial.

"Selat Hormuz, pada akhirnya, adalah jalur yang dilalui energi dunia, dan jika jalur itu tersumbat, apa pun alasannya, dampaknya akan sangat besar pada perdagangan global," bebernya.

Lebih lanjut, Sawan mengungkapkan bahwa kenaikan harga minyak dan gas dalam beberapa hari terakhir cukup moderat, karena investor menunggu untuk melihat apakah infrastruktur fisik mungkin terdampak konflik Iran-Israel. Harga minyak dunia juga telah naik ke level tertingginya dalam lebih dari dua bulan minggu ini.

“Shell memantau dengan cermat kemungkinan aksi militer AS dan telah menyiapkan rencana jika keadaan memburuk,” katanya.

 

Promosi 1
2 dari 3 halaman

Bos Raksasa Minyak Dunia Mulai Khawatir Dampak Konflik Iran-Israel: Pasokan dan Harga Bisa Naik

Sebelumnya, para eksekutif perusahaan minyak besar dunia mulai menyuarakan kekhawatiran mereka terkait dampak dari konflik Israel-Iran di Timur Tengah.

Melansir CNBC International, para CEO TotalEnergies, Shell, dan EnQuest mengingatkan bahwa serangan lebih lanjut terhadap infrastruktur energi penting dapat berdampak serius pada pasokan dan harga global.

CEO TotalEnergies Patrick Pouyanné mengatakan, perhatian utama raksasa minyak Prancis itu di tengah ketegangan Israel-Iran adalah keamanan karyawan regionalnya.

Ia juga berharap pemogokan lebih lanjut tidak akan memengaruhi instalasi minyak.

“Karena masalah ini bisa menjadi pukulan yang sangat bermasalah, tidak hanya dalam hal keselamatan dan bahaya serta risiko, tetapi juga dalam hal pasar global,” terangnya.

 

3 dari 3 halaman

2025 Menjadi Tahun Penuh Volatilitas

Adapun Amjad Bseisu, CEO EnQuest yang berkantor pusat di Inggris menggambarkan tahun 2025 sebagai tahun volatilitas.

"Semakin cepat kita dapat mengakhiri konflik yang mengerikan ini, semakin baik untuk pasar secara keseluruhan, tetapi saya pikir pasar memiliki persediaan yang cukup dalam jangka pendek hingga menengah," imbuhnya.

Produksi Liputan6.com