KEMBAR78
Jadi Hidangan Mewah, Harga Jengkol Semahal Daging Sapi - Bisnis Liputan6.com
Sukses

Jadi Hidangan Mewah, Harga Jengkol Semahal Daging Sapi

Harga jengkol di pasar tradisional melonjak tajam hingga Rp 120 ribu per kilogram, nilai yang sama dengan dahing sapi. Pedagang kelimpungan, pembeli pun mulai berpikir dua kali sebelum memasukkan jengkol ke keranjang belanja.

Diterbitkan 11 Agustus 2025, 14:30 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Pagi itu, Di pelataran Pasar Jombang, Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel), Banten masih lengang. Beberapa pedagang tampak sibuk merapikan dagangan, sementara sebagian lainnya duduk santai menunggu pembeli. Aroma khas pasar—campuran bawang, rempah, dan daging segar—menyapa siapa saja yang lewat.

Di salah satu sudut, tumpukan jengkol berwarna cokelat gelap memenuhi meja kayu kecil. Meski tampak segar, harganya membuat banyak pembeli urung membeli banyak.

Di balik meja kayu berukuran tak lebih dari dua meter, Pak Wiratmo (52 Tahun), seorang pedagang jengkol asal Boyolali, sedang menata dagangannya. Plastik-plastik bening berisi jengkol siap jual tertata di atas meja, sementara sisanya disimpan di ember besar di bawah lapak.

Sesekali ia meraih timbangan digital di sebelahnya untuk menimbang pesanan pembeli.

“Harga jengkol sekarang di kisaran Rp 50 ribu sampai Rp 65 ribu per kilogram (kg). Bulan lalu sempat Rp 100 ribu sampai Rp 120 ribu,” kata Wiratmo sambil tersenyum.

Tangannya yang keriput tampak luwes memilih jengkol yang ukurannya seragam untuk ditata di bagian depan lapak.

Pasokan Langka

Kenaikan harga bulan lalu, jelasnya, dipicu oleh kelangkaan stok. “Jengkol ini buahnya setahun sekali. Kalau belum musim, barangnya sedikit, ya otomatis harga naik. semisal buahnya banyak, harga juga turun sendiri,” ujarnya.

Menurutnya, tidak semua wilayah di Indonesia memiliki pohon jengkol. Pasokan biasanya datang dari daerah tertentu, sehingga perubahan musim dan cuaca bisa langsung memengaruhi harga.

Meski harga sudah turun dari puncak tertingginya, Wiratmo mengaku tetap membatasi stok.

“Saya ambil paling 5 kg per hari. Kalau enggak habis, besoknya masih bisa dijual. Kalau sudah terlalu lama, biasanya saya rebus kemudian saya makan sendiri,” jelasnya.

Strateginya sederhana: menjaga kualitas dan tetap melayani pembeli yang ingin membeli dalam jumlah kecil.

“Enggak harus sekilo, setengah kilo, seperempat, atau bahkan seribu rupiah juga boleh. Namanya di pasar, kita fleksibel,” ujarnya.

Promosi 1
2 dari 3 halaman

Semahal Daging Sapi

Tak lama, seorang ibu dengan gamis merah mudah terang mendekat. Ia adalah Bu Rohaya (38 Tahun), pembeli setia yang pagi itu hanya membeli sedikit jengkol.

“Harga jengkol sekarang masih mahal banget. Kata pedagangnya, bulan kemarin hampir kayak harga daging sapi,” ujarnya sambil meraih plastik kecil berisi beberapa butir jengkol.

Seperti diketahui, harga daging sapi saat ini di kisaran Rp 120 ribu per kg. Angka ini bisa naik atau turun tergantung kualitas. 

Rohaya bercerita, suaminya penggemar berat jengkol, namun harga yang tinggi membuatnya harus pintar-pintar mengatur belanja.

“Sekarang per kilonya hampir kayak harga daging ayam. Kalau segitu terus, mending saya beli ayam. Paling beli bijian aja kalau bapak lagi pengen,” tuturnya sambil tersenyum.

Meski pembeli seperti Rohaya membatasi pembelian, Wiratmo tetap optimistis. Menurutnya, jengkol punya penggemar setia yang tidak akan benar-benar meninggalkan meski harganya melambung.

“Kalau orang sudah doyan, tetap beli, walau cuma sedikit. Yang penting stok ada, kualitas bagus,” katanya.

 

3 dari 3 halaman

Pedagang Rugi?

Harga jengkol yang sempat menembus Rp 120 ribu per kg menjadi pengingat betapa rapuhnya keseimbangan antara pasokan dan permintaan di pasar tradisional.

Di balik angka-angka itu, ada cerita pedagang yang harus menyesuaikan stok demi menghindari kerugian, dan pembeli yang mengatur belanja agar dapur tetap terisi.

Fluktuasi ini mungkin akan terus datang, mengikuti irama alam dan musim panen. Namun bagi para pecinta jengkol, seberapa pun harganya, aroma khas dan rasa gurihnya tetap punya tempat istimewa di meja makan.

EnamPlus