Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah target mengimplementasikan program campuran 50 persen bahan bakar jenis biodiesel sawit dengan bahan bakar solar (B50) pada 2026. Namun, proses uji coba (road test) untuk B50 diperkirakan bakal memakan waktu minimal 8 bulan.
"Paling cepat 8 bulan ya," ujar Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Eniya Listiani Dewi di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (11/8/2025).
Eniya tidak menjelaskan lebih lanjut apakah uji coba B50 sudah dilakukan. Namun, ia memperkirakan program tersebut bakal sulit dilakukan mulai 1 Januari 2026 mendatang.
Advertisement
"Kalau itu sepertinya belum. Karena kan masih butuh persiapan ya. Nanti dipersiapkan dulu," ungkap dia.
Untuk mencapai B50, Indonesia setidaknya butuh 5 pabrik biodiesel baru dengan kapasitas masing-masing 1 juta kiloliter (KL). Targetnya, dua di antara lima pabrik itu akan memasuki proses commissioning pada tahun ini.
"Kalau sekarang baru dua pabrik. Ini nanti commissioning-nya setahun ini udah 2 pabrik, di Kalimantan sama Sumatera," imbuh Eniya.
Â
Target Bahlil Soal B50
Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia target bisa mencapai program biodiesel 50 persen, atau B50 pada 2026 mendatang. Sehingga negara tak lagi perlu melakukan impor BBM jenis Solar pada tahun tersebut.
Dalam konferensi pers di Kantor Kementerian ESDM pada 3 Januari 2025 lalu, Bahlil menyampaikan, Kementerian ESDM telah selesai melakukan rapat internal. Hasil rapat memutuskan, program B40 resmi mulai dilaksanakan per 1 Januari 2025.
Kebijakan itu tertuang dalam Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM, yang memastikan produk biodiesel terdiri dari campuran bahan bakar nabati (BBN) berbasis minyak sawit sebesar 40 persen, dengan 60 persen BBM solar.
"Kita sudah memutuskan dari Kementerian ESDM tentang peningkatan daripada B35 ke B40. Hari ini kita umumkan, bahwa berlaku per 1 Januari 2025. Dimana B35 itu menghasilkan kurang lebih sekitar 12,98 juta KL. Ini meningkat menjadi 15,6 juta KL," terang Bahlil.
Â
Â
Advertisement
Catat Sejumlah PR
Tak berhenti di situ, Kementerian ESDM kini tengah menyusun regulasi agar kadar air yang tertempel dalam produk biodiesel betul-betul bisa diperbaiki. Namun, Bahlil mencatat masih adanya PR dari sektor transportasi. Khususnya transportasi laut, guna meningkatkan spesifikasi kapal agar kadar airnya betul-betul bisa seminimal mungkin.
"Kalau ini kita lakukan baik, maka kami Insya Allah di 2026 atas arahan bapak Presiden Prabowo, kita sudah harus mendorong ke B50. Jadi implementasi dari B40 di 2025, sambil mempersiapkan implementasi B50 di 2026," imbuh Bahlil.
Menurut dia, program B50 di 2026 sejalan dengan arahan Prabowo guna mencapai ketahanan energi. Terlebih dengan mencapai target itu, negara diklaim tak perlu lagi melakukan impor solar.
"Kalau ini yang kita lakukan, maka impor kita terhadap solar, Insya Allah dipastikan sudah tidak ada lagi di tahun 2026," ujar Bahlil.
Â