KEMBAR78
B50 Bakal Substitusi 20,1 Juta KL Solar di 2026 - Bisnis Liputan6.com
Sukses

B50 Bakal Substitusi 20,1 Juta KL Solar di 2026

FAME atau Fatty Acid Methyl Ester sendiri merupakan nama kimia untuk biodiesel yang berasal dari minyak sawit mentah, atau crude palm oil (CPO).

Diterbitkan 16 Oktober 2025, 17:00 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bakal memulai mandatori B50, atau campuran BBM jenis Solar dengan 50 persen biodiesel yang berasal dari minyak sawit mentah, pada 2026.

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi mengatakan, mandatori B50 tahun depan bakal mensubstitusi konsumsi solar hingga separuhnya, atau sekitar 20,1 juta kiloliter (KL).

"Jadi konsumsi kita itu 40,2 juta KL, prediksi tahun depan. Itu konsumsi solar. Nah, 50 persennya, 20,1 juta. Itu komposisi FAME," jelas Eniya di Jakarta, dikutip Kamis (16/10/2025).

FAME atau Fatty Acid Methyl Ester sendiri merupakan nama kimia untuk biodiesel yang berasal dari minyak sawit mentah, atau crude palm oil (CPO).

Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia meyakini, implementasi B50 pada 2026 bakal membuat Indonesia tidak perlu lagi melakukan impor solar.

"Di 2026, rencana pemerintah akan mendorong ke B50. Jadi dengan demikian kita tidak lagi impor solar di 2026," tegas Bahlil di beberapa waktu lalu.

 

Promosi 1
2 dari 3 halaman

Pertimbangkan DMO Sawit

Untuk mewujudkan target tersebut, Bahlil turut mempertimbangkan skema kewajiban pembelian dalam negeri, atau domestic market obligation (DMO) untuk komoditas minyak sawit mentah (CPO).

Bahlil mengatakan, program B50 pastinya membutuhkan tambahan pasokan minyak sawit mentah. Alhasil, ia menawarkan tiga opsi untuk memenuhi kebutuhan CPO di dalam negeri.

Pertama, dengan memaksimalkan produksi CPO yang ada, lalu dengan membuka lahan baru, atau mengurangi ekspor minyak sawit mentah.

"Karena pasti kita nambah CPO, kalau nambah CPO hukumnya kalau enggak bikin kebun baru atau intensifikasi, atau sebagian ekspor kita tidak lakukan, kita berlakukan DMO," sebut dia.

 

3 dari 3 halaman

Proyeksi Dimulai Semester II 2026

Adapun sebelumnya, pemerintah telah memulai mandatori B40 pada 2025. Kementerian ESDM tengah menghitung agar program B50 bisai dimulai per semester II 2026 mendatang.

"Kita akan melakukan konversi dari B40 ke B50. Sekarang Ibu Prof Eniya (Dirjen EBTKE Kementerian ESDM) sudah melakukan hitungan tes mesin. Direncanakan semester II 2026 itu mulai kita implementasikan," ungkap Bahlil.

"Artinya kita tidak lagi impor solar. Sekarang total kebutuhan solar kita impor 4,9 juta (liter). Jadi kalau kita konversi ke B50, itu kita sudah tidak impor lagi," tegasnya.

 

EnamPlus