KEMBAR78
Aman, Mendag Jamin Harga Pangan Terkendali - Bisnis Liputan6.com
Sukses

Aman, Mendag Jamin Harga Pangan Terkendali

Menteri Perdagangan Budi Santoso menyebut harga bahan pokok di pasar tidak ada masalah, termasuk daging sapi.

Diterbitkan 12 Agustus 2025, 19:45 WIB

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perdagangan Budi Santoso menyebut harga pangan di pasar tidak ada masalah, termasuk daging sapi. Menurutnya, pengecekan sering dilakukan oleh Kemendag.

Dia memastikan tidak ada masalah dari pedagang daging di pasar tradisional. Hal itu merespons isu sepinya para pembeli daging sapi di pasar dan membuat pedagang alih profesi.

"Aman, gak ada masalah. Harga barang-barang juga gak ada masalah. Daging juga oke, gak ada masalah," kata Budi, ditemui di Balai Kartini, Jakarta, Selasa (12/8/2025).

Dia mengaku tim dari dari Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Kemendag sering melakukan pengecekan. Hasilnya tidak ditemukan ada masalah.

"Kita sering tiap hari melakukan pantauan kok, ke pasar, temen-temen di BDN, gak ada masalah," ucap dia.

Budi Santoso mengaku akan mengecek kembali kondisi pedagang di pasar tradisional. Termasuk kondisi pedagang daging sapi.

"Enggak, ya coba nanti kami cek lagi, tapi selama ini gak ada masalah. Gak ada laporan apa, temen-temen juga oke-oke aja kok," katanya.

Sebagian Harga Pangan Naik

Mengutip Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) ada 14 bahan pangan yang mengalami kenaikan pada 12 Agustus 2025 ini. Beras, daging sapi, minyak goreng, hingga ikan terpantau naik.

Harga beras premium bertengger di Rp 16.271 per kilogram (kg) atau naik 0,56 persen dari hari sebelumnya. Beras medium Rp 14.484 per kg atau naik 0,46 persen. Beras SPHP Rp 12.679 per kg atau naik 0,48 persen. Bawang merah Rp 54.510 per kg atau naik 1,54 persen. Bawang putih bonggol Rp 38.696 per kg atau naik 0,50 persen. Cabai rawit Rp 50.252 per kg atau naik 0,05 persen.

Daging sapi murni Rp 135.250 per kg atau naik 0,44 persen. Daging kerbau beku (impor) Rp 106.611 per kg atau naik 2,13 persen. Telur ayam ras Rp 29.747 per kg atau naik 0,62 persen. Gula konsumsi Rp 18.270 per kg atau naik 0,38 persen.

Garam konsumsi Rp 11.656 per kg atau naik 0,66 persen. Minyakita Rp 17.558 per liter atau naik 0,37 persen. Tepung terigu kemasan Rp 13.002 per kg atau naik 0,05 persen. Ikan kembung Rp 41.547 per kg atau naik 0,05 persen.

 

Promosi 1
2 dari 3 halaman

Harga Turun

Sementara itu, harga sebagian bahan pangan lain terpantau turun. Diantaranya, Daging kerbau lokal Rp 141.196 per kg atau turun 0,38 persen. Ikan bandeng Rp 34.571 per kg atau turun 0,05 persen.

Ikan tongkol Rp 34.569 per kg atau turun 0,14 persen. Tepung terigu Rp 9.832 per kg atau turun 0,12 persen. Minyak goreng curah Rp 17.524 per liter atau turun 0,81 persen. Minyak goreng kemasan Rp 20.878 per liter atau turun 0,01 persen.

Daging ayam ras Rp 35.322 per kg atau turun 0,08 persen. Cabai merah besar Rp 43.510 per kg atau turun 1,24 persen. Cabai merah keriting Rp 43.504 per kg atau turun 0,18 persen. Kedelai Biji Kering (impor) Rp 10.763 per kg atau turun 0,09 persen. Jagung tingkat peternak Rp 6.404 per kg atau turun 0,06 persen.

Harga Pangan Jadi Biang Kerok Kemiskinan

Diberitakan sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa sejumlah harga pangan mengalami kenaikan pada Februari 2025, menjelang pendataan kemiskinan Maret 2025.

Komoditas yang mengalami lonjakan harga pangan antara lain minyak goreng, cabai rawit, dan bawang putih. Ketiga komoditas ini merupakan bahan pangan utama di rumah tangga Indonesia.

"Sebagai besar komoditi pangan, mengalami kenaikan harga. Seperti ada minyak goreng yang juga naik, cabai rawit, bawang putih. Tetapi sebagian komoditas pangan juga mengalami penurunan harga seperti beras, daging ayam ras yang menurun ya, bawang merah," kata Ateng dalam konferensi pers Profil Kemiskinan di Indonesia Kondisi Maret 2025, Jumat (25/7/2025).

 

3 dari 3 halaman

Porsi Belanja Terbesar

Kenaikan harga tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi rumah tangga miskin dan hampir miskin, karena belanja makanan menyumbang porsi terbesar dalam pengeluaran mereka.

BPS menyebutkan bahwa kontribusi pengeluaran makanan terhadap garis kemiskinan mencapai 74,58 persen. Ini berarti perubahan harga pangan memiliki dampak langsung terhadap status kemiskinan.

"Berdasarkan garis kemiskinan juga kita melihat di grafik yang lingkarannya peran komoditi makanan terhadap garis kemiskinan mencapai 74,58 persen. Lebih besar jika dibandingkan dengan peran komoditi bukan makanan yaitu peranannya 25,42 persen," jelasnya.

Kenaikan harga juga menunjukkan adanya tekanan inflasi musiman yang sering terjadi menjelang Ramadan dan Idulfitri. Meskipun Ramadan berlangsung pada Maret 2025, pendataan SUSENAS dilakukan pada Februari untuk menghindari bias musiman ini. Namun tetap saja, harga yang sudah meningkat sejak awal tahun tetap terasa dampaknya.

 

EnamPlus