KEMBAR78
Harga Emas Dunia Tembus USD 3.700, Ini Pemicunya - Bisnis Liputan6.com
Sukses

Harga Emas Dunia Tembus USD 3.700, Ini Pemicunya

Kenaikan harga emas yang terjadi saat ini memperlihatkan respon kuat dari investor global terhadap kondisi ketidakpastian. Emas, yang dikenal sebagai aset safe haven, kembali dilirik untuk melindungi nilai investasi dari risiko pasar.

Diterbitkan 16 September 2025, 13:00 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas dunia kembali menunjukkan penguatan signifikan setelah sempat menembus level USD 3.700 per troy ounce. Pengamat Mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi, harga emas diperkirakan masih memiliki potensi menguat dalam pekan ini menuju resisten pertama di level USD 3.712.

"Hari ini harga emas sempat tembus level USD 3.700, kemudian kembali terkoreksi, tetapi saya melihat bahwa harga emas dunia kemungkinan besar dalam minggu ini akan menuju di level USD 3.712," kata Ibrahim dalam keterangannya, Selasa (16/9/2025).

Menurutnya, jika momentum berlanjut, target berikutnya bisa menembus hingga USD 3.760. Di sisi lain, Ibrahim menekankan bahwa level USD 3.645 akan menjadi support pertama apabila harga emas terkoreksi.

Sementara support lebih rendah diperkirakan berada di USD 3.596. Pola pergerakan ini menunjukkan bahwa pasar emas masih dalam tren naik, meski disertai fluktuasi yang cukup tajam.

"USD 3.712 itu adalah resisten pertama. Resisten kedua kemungkinan di level USD 3.760. Seandainya terkoreksi, support pertama itu adalah USD 3.645, kemudian resisten di USD 3.596. Itu untuk harga emas dalam minggu ini," jelasnya.

Kenaikan harga emas yang terjadi saat ini memperlihatkan respon kuat dari investor global terhadap kondisi ketidakpastian. Emas, yang dikenal sebagai aset safe haven, kembali dilirik untuk melindungi nilai investasi dari risiko pasar.

Dengan prospek yang masih bullish, para pelaku pasar kini menanti perkembangan berikutnya, baik dari sisi geopolitik global maupun arah kebijakan moneter Amerika Serikat.

 

Promosi 1
2 dari 3 halaman

Geopolitik Ukraina-Rusia Jadi Pemicu Utama

Ibrahim menjelaskan, eskalasi konflik di Eropa Timur menjadi salah satu faktor kunci yang mendorong reli harga emas. Dalam dua pekan terakhir, Ukraina meningkatkan serangan sporadis terhadap wilayah Rusia, khususnya dengan menargetkan fasilitas minyak. Langkah tersebut bertujuan melemahkan kemampuan Moskow dalam mendanai perang yang masih berlangsung.

Selain itu, mantan Presiden AS Donald Trump ikut memanaskan situasi dengan mendorong sanksi tingkat kedua terhadap industri minyak Rusia. Negara-negara pembeli utama, seperti India dan Tiongkok, ikut terimbas dengan tarif tambahan hingga 50% pada akhir Agustus lalu.

"Di sisi lain pun juga kita melihat bahwa Trump pun juga mendesak terhadap negara-negara NATO, Uni Eropa, dan G7 untuk berhenti membeli minyak Rusia. Trump sudah memberikan surat terhadap negara-negara NATO, Uni Eropa, dan G7 secara resmi agar negara-negara tersebut tidak mengimpor minyak dari Rusia," jelasnya.

 

3 dari 3 halaman

Pasar Menunggu Keputusan The Fed

Selain faktor geopolitik, pelaku pasar juga menaruh perhatian pada kebijakan moneter Amerika Serikat. Pertemuan Federal Reserve yang dijadwalkan pada 16–17 September mendatang diperkirakan akan menghasilkan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin.

Ekspektasi tersebut semakin kuat setelah 98% ekonom di AS menilai The Fed hampir pasti mengambil langkah dovish. Penurunan suku bunga biasanya melemahkan dolar AS, sehingga membuat harga emas lebih menarik bagi investor global.

"Sehingga kebijakan-kebijakan bank sentral Amerika kemungkinan besar akan condong menurunkan suku bunga. Nah, itu yang membuat harga emas dunia kembali lagi mengalami penguatannya cukup signifikan," pungkasnya.

EnamPlus