KEMBAR78
Ketimpangan Gaji Perparah Jurang Kesenjangan - Bisnis Liputan6.com
Sukses

Ketimpangan Gaji Perparah Jurang Kesenjangan

Kondisi pasar tenaga kerja yang lesu turut memperburuk situasi ini.

Diterbitkan 30 September 2025, 06:00 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Kondisi perekonomian terkini menunjukkan tingkat kesenjangan mencapai titik terparahnya, seiring karyawan berpenghasilan tinggi memperoleh upah lima kali lipat lebih banyak dari pekerja berpenghasilan rendah.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Ekonom ADP, Nela Richardson, pada laporan terbarunya pekan ini, dikutip dari Yahoo Finance, Selasa (30/9/2025), 

Ia juga menambahkan, pada masa awal pandemi, pekerja berpenghasilan rendah sempat menikmati kenaikan gaji yang cukup besar.

Namun, beberapa tahun terakhir laju pertumbuhannya melambat karena kondisi pasar kerja yang lesu. Di sisi lain, pekerja berpenghasilan tinggi masih menikmati kenaikan upah yang stabil. Hal ini kian memperparah jurang kesenjangan diantara keduanya.

"Pada Agustus 2023, pekerja berpenghasilan tinggi memperolah upah 4,9 kali lebih banyak dari pekerja berpenghasilan rendah. Setahun kemudian, pada Agustus 2024, selisih upah ini tercatat mengalami peningkatan menjadi 5 kali lipat,” ungkap Richardson.

Selisih upah terus meningkat, hingga Agustus ini tercatat selisihnya mencapai 5,3 kali lipat. Dengan kata lain, karyawan berpenghasilan tinggi memperoleh upah hampir 530% lebih banyak dibanding pekerja berpenghasilan rendah, dikutip dari Yahoo Finance. 

 

Promosi 1
2 dari 4 halaman

Parahnya Kesenjangan Ekonomi

Fenomena ini mencerminkan betapa parahnya kesenjangan ekonomi yang terjadi. Keluarga berpenghasilan tinggi bisa berbelanja dengan leluasa dan menjadi motor penggerak ekonomi.

Sedangkan, keluarga berpenghasilan rendah semakin terhimpit dan sulit bertahan karena harga kebutuhan pokok terus meningkat, pasar kerja yang lesu, serta minimnya jumlah tabungan yang dimiliki.

Data Bank of America Institute mencatat, pada Agustus jumlah pengeluaran dengan kartu kredit dan debit dari keluarga berpenghasilan rendah hanya naik 0,3% banding tahun sebelumnya. Hal ini seiring dengan catatan pertumbuhan gaji terendah mereka sejak 2016.

“Ketimpangan penghasilan ini menimbulkan kondisi di mana segelintir orang mampu menggerakkan Produk Domestik Bruto (PDB), sementara sebagian besar masyarakat hidup dalam realitas ekonomi yang jauh berbeda,” ujar Pakar ekonomi senior di Brookings Institution,Aaron Klein.

 

3 dari 4 halaman

Reli Pasar Saham Didorong AI

Kesenjangan makin diperparah dengan reli pasar saham yang didorong oleh kecerdasan buatan (AI). Laporan Oxford Economics menyebut, 1% keluarga terkaya menguasai sekitar 40% saham sementara hampir setengah saham lainnya dimiliki oleh 19% keluarga kaya di bawahnya.

Kondisi ini membuat ekonomi menjadi sangat bergantung pada bagaimana pasar saham mempengaruhi keyakinan dan pola belanja orang-orang berpenghasilan tinggi di Amerika. 

“Kami optimistis dengan prospek konsumen AS tahun depan. Namun, kondisinya berbeda-beda jika dilihat dari usia dan tingkat pendapatan. Kalangan muda dan kalangan keluarga berpendapatan rendah masih akan menghadapi tantangan berat, sementara kalangan yang lebih tua dan berpendapatan tinggi yang akan jadi pendorong utama belanja. Hal ini akan menyebabkan ekonomi rentan terhadap guncangan di pasar saham dan properti," tulis Oxford Economics dalam laporannya. 

 

4 dari 4 halaman

Survei Konsumen

Survei konsumen rutin yang dilakukan oleh Universitas Michigan menunjukkan sentimen konsumen bulan ini menurun di hampir semua kalangan pendapatan. Sedangkan, mereka yang memiliki kepemilikan saham besar relatif tetap stabil.

EnamPlus