Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi melarang dengan tegas Perum Bulog mengedarkan beras busuk. Pada saat yang sama dia mengingatkan perlunya perawatan stok lama beras agar bisa layak konsumsi.
Hal ini merespons temuan Ketua Komisi IV DPR, Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto terkait 1.200 ton beras Bulog di Ternate, Maluku Utara. Sebagian beras disebut telah berubah warna menguning dan dinilai tidak layak konsumsi.
"Kalau masih bisa di re-process, di re-process. Tapi kalau misalnya busuk yang pasti itu tidak boleh diedarkan ke masyarakat," tegas Arief, ditemui di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Senin (29/9/2025).
Advertisement
Dia mengamini perlunya perawatan berkala dari stok beras di gudang Bulog mengingat ada sekitar 4 juta ton cadangan beras pemerintah (CBP) yang dikelolanya. Jika ternyata penurunan kualitas beras terjadi di suatu wilayah tertentu, dia meminta otoritas terkait bertanggung jawab.
"Kalau ada parsial seperti itu, kita mau minta tanggung jawab dari, satu, pinwil-nya, pimpinan wilayah, kedua, pimpinan cabang, yang ketiga adalah kepala gudangnya. Setiap hari masuk ke gudang, setiap hari masuk ke gudang, masa enggak tahu ada barang yang jelek?," ujar dia.
Arief mengaku rutin mengingatkan Bulog untuk menjaga kualitas beras. "Kita juga udah berulang-ulang (mengingatkan). Sekali lagi, kita juga harus dukung teman-teman di Bulog, karena tidak mudah kan juga mengurus 1.600 (gudang) beras dan ada yang di pelosok-pelosok," tuturnya.
Â
Perlu Perawatan
Arief mengakui adanya beras yang disimpan di gudang Bulog sejak 2024 lalu, sehingga mutunya bisa berkurang. Untuk itu, perlu perawatan beras tersebut secara berkala.
Diantaranya, mulai dari difumigasi untuk menghindari kutu beras. Lalu, diproses ulang untuk memulihkan kembali kualitaanya. Serta, disortir antara beras yang patah dan butiran utuh.
"Kalau tadi difumigasi, fumigasi itu artinya tetap food grade, tetapi kutunya enggak bisa. Karena itu harus. Jadi perawatan itu namanya kita nyetok 3,5 juta sampai 4 juta ton, perawatan itu harus terus-menerus," tegas Arief.
Â
Advertisement
Bulog Sudah Cek Beras Dinilai Tak Layak
Diberitakan sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani akan memproses ulang beras di Gudang Bulog, Ternate, Maluku Utara. Ini jadi bagian pemeliharaan beras sebelum didistribusikan ke masyarakat.
Hal ini merespons temuan Ketua Komisi IV Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto mengenai beras yang dinilai tidak layak konsumsi. Temuannya, beras lokal yang telah disimpan sekitar satu tahun itu berubah warna menguning.
"Kita sudah laksanakan pengecekan di lapangan. Ya, namanya kita kan memelihara itu kan semuanya pasti ada plus minusnya, ya," kata Rizal saat ditemui di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Senin (29/9/2025).
Â
Bulog Bakal Proses Ulang Beras
Dia menjelaskan, atas temuan itu, Bulog akan memproses ulang beras-beras tersebut. Harapannya, beras yang menguning itu bisa kembali layak dikonsumsi masyarakat.
"Kita ada proses ulang, pengolahan ulang.Supaya layak dikonsumsi, ya," ujarnya.
Terpisah, Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Mokhamad Suyamto memgamini beras di Ternate itu telah berumur lama lebih dari satu tahun. Sehingga, beras itu bukan pengadaan 2025.
"Dalam kondisi geografis seperti di Ternate, di mana distribusi pangan sangat bergantung pada faktor cuaca, akses logistik, dan fluktuatifnya permintaan masyarakat, terkadang distribusi tidak bisa dilakukan secepat yang direncanakan," ucap Suyamto dalam keterangan resmi.
Â
Advertisement