KEMBAR78
Intip Harga BBM Pertamina Mulai 1 Oktober 2025 - Bisnis Liputan6.com
Sukses

Intip Harga BBM Pertamina Mulai 1 Oktober 2025

Berikut harga BBM terbaru jenis Pertamax, Dexlite hingga Pertamax Turbo di SPBU Pertamina mulai Rabu, (1/10/2025).

Diterbitkan 30 September 2025, 21:35 WIB

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) menyesuaikan sejumlah harga bahan bakar minyak (BBM) mulai 1 Oktober 2025. Penyesuaian harga BBM Pertamina itu berlaku untuk jenis Dexlite dan Pertamina Dex.  

Harga BBM jenis Dexlite dan Pertamina Dex alami kenaikan. Biosolar non subsidi yang hanya tersedia di Nusa Tenggara Timur (NTT) juga naik. Sementara itu, harga Pertamax, Pertamax Green 95, Pertamax Turbo tetap.

Penyesuaian harga BBM Pertamina ini untuk mengimplementasikan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 sebagai perubahan atas Kepmen No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum.

Mengutip laman mypertamina.id, Selasa (30/9/2025), harga BBM jenis Pertamax di Jawa dan Bali masih dibanderol Rp 12.200 per liter. Demikian juga harga Pertamax Turbo tetap di Rp 13.100 per liter.

Sementara itu, harga Pertamax Green 95 masih Rp 13.000 per liter. Selain itu, harga BBM Dexlite dipatok naik menjadi Rp 13.700 dari sebelumnya Rp 13.600. Selain itu, harga Pertamina Dex juga naik menjadi Rp 14.000 dari sebelumnya dibanderol Rp 13.850. Harga BBM biosolar non subsidi yang hanya tersedia di NTT juga naik Rp 100, dari sebelumnya dijual Rp 13.500 per liter menjadi Rp 13.600 per liter. 

Daftar Harga BBM Pertamina per 1 Oktober 2025

Berikut daftar harga BBM Pertamina 1 Oktober 2025 di wilayah Jawa dan Bali:

  • Pertalite Rp 10.000 per liter
  • Pertamax Rp 12.200 per liter
  • Pertamax Turbo Rp 13.100 per liter
  • Pertamax Green 95 Rp 13.000 per liter 
  • Dexlite Rp 13.700  per liter (naik dari sebelumnya Rp 13.600)
  • Pertamina Dex Rp 14.000 per liter (naik dari sebelumnya Rp 13.850)

 

 

 

Promosi 1
2 dari 4 halaman

Impor Minyak Mentah dan LPG dari AS, Bahlil Jamin Harga BBM Subsidi Tak Naik

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memastikan, Indonesia bakal melakukan impor energi dari Amerika Serikat (AS) untuk komoditas minyak mentah (crude) dan LPG, termasuk impor BBM. Dengan nilai di kisaran USD 10-15 miliar.

Proposal ini diajukan seiring dengan kesuksesan pemerintah melobi Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump untuk menurunkan impor tarif dari barang-barang Indonesia ke Negeri Paman Sam, dari 32 persen menjadi 19 persen.

"Sudah barang tentu dalam negosiasi itu salah satu materinya adalah proposal Indonesia kepada Amerika, yang membeli kurang lebih sekitar USD 10-15 miliar (untuk) LPG, kemudian BBM dan crude," jelas Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (18/7/2025).

 

3 dari 4 halaman

Impor dari AS

Adapun sebelumnya, Indonesia banyak melakukan impor BBM dari negara tetangga, Singapura. Namun demi negosiasi tarif Trump, Pemerintah RI coba mengalihkannya untuk mendatangkan langsung dari Amerika Serikat.

Upaya itu ditengarai bakal membuat ongkos transportasi untuk mendatangkan LPG dan BBM impor menjadi lebih tinggi. Kendati begitu, Bahlil menjamin pemerintah telah membuat hitungan agar skenario tersebut tidak sampai mengganggu alokasi subsidi untuk barang-barang seperti LPG 3 kg hingga Pertalite.

"Semuanya kita akan hitung sesuai dengan harga keekonomian yang sama. Harus saling menguntungkan. Dan, kita pingin negara kita juga mendapatkan harga yang seefisien mungkin," urai Bahlil.

 

4 dari 4 halaman

Berikan Arahan Teknis Pada Pertamina

Untuk itu, Kementerian ESDM nantinya bakal memberikan arahan teknis kepada Pertamina, selaku Holding BUMN penyalur komoditas energi bersubsidi semisal LPG 3 kg dan BBM jenis Pertalite.

Sehingga, impor energi dari Amerika Serikat nantinya tidak sampai merusak harga LPG dan BBM subsidi.

"Dengan proses deal negosiasi ini, maka kami dari ESDM sudah harus melakukan langkah-langkah dalam rangka menindaklanjuti, dengan khususnya Pertamina. Setelah itu baru saya akan melaporkan perkembangan terhadap perkembangan terakhir," tuturnya.

 

Produksi Liputan6.com