Liputan6.com, Jakarta - Harga emas dunia melonjak menembus level USD 4.100 per ons untuk pertama kalinya pada Senin (14/2025), mencetak rekor tertinggi sepanjang masa.
Kenaikan harga emas dunia ini dipicu oleh meningkatnya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China, serta ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS (The Federal Reserve).
Tak hanya emas, harga perak juga mencatatkan rekor tertinggi baru.
Advertisement
Dikutip dari CNBC, Selasa (14/10/2025), harga emas spot naik 2,21% menjadi USD 4.106,05 per ons, setelah sempat menyentuh titik tertinggi USD 4.116,77. Sementara itu, harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember ditutup 3,3% lebih tinggi di USD 4.133.
Kepala analis Blue Line Futures Phillip Streible menjelaskan, momentum kenaikan harga emas ini masih bisa berlanjut lagi sehingga bisa menyentuh rekor-rekor baru lagi.
“Emas dapat dengan mudah melanjutkan tren positifnya. Harga bisa mencapai di atas USD 5.000 pada akhir 2026,” ujarnya.
Streible menambahkan, beberapa faktor utama yang menopang kenaikan harga emas antara lain pembelian konsisten oleh bank sentral, arus masuk besar ke ETF emas, ketegangan geopolitik, serta prospek penurunan suku bunga AS.
Sentimen Politik
Dari sisi politik global, Presiden AS Donald Trump kembali memicu ketegangan dagang dengan China pada Jumat lalu, yang mengakhiri masa “gencatan senjata” antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia tersebut.
Para pelaku pasar kini memperkirakan peluang 97% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada Oktober, dan 100% kemungkinan penurunan lagi pada Desember. Dalam kondisi suku bunga rendah, emas—yang tidak memberikan imbal hasil bunga—cenderung lebih diminati investor.
Sejumlah lembaga keuangan besar juga optimistis terhadap prospek emas. Bank of America dan Societe Generale memprediksi harga bisa mencapai $5.000 pada tahun 2026, sementara Standard Chartered menaikkan proyeksinya menjadi rata-rata $4.488 pada tahun depan.
“Kami menilai reli ini masih memiliki ruang untuk berlanjut, meskipun koreksi jangka pendek akan lebih sehat bagi tren kenaikan jangka panjang,” jelas Suki Cooper, Kepala Riset Komoditas Global di Standard Chartered Bank.
Advertisement
Harga Perak dan Logam Lain
Sementara itu, harga perak spot naik 3,58% menjadi USD 52,08 per ons, setelah sempat menyentuh rekor tertinggi USD 52,12 di awal perdagangan. Kenaikan ini juga didorong oleh sentimen positif yang sama dengan emas.
Namun, indikator teknikal menunjukkan pasar emas dan perak berada pada kondisi jenuh beli. Indeks kekuatan relatif (RSI) emas tercatat di angka 80, dan perak di 83.
Untuk logam mulia lainnya, platinum naik 3,42% menjadi USD 1.641,45, sedangkan paladium menguat 5,2% menjadi USD 1.478,66.