Liputan6.com, Jakarta Newcastle United akhirnya menemukan kembali sentuhan terbaiknya di pentas Eropa. Bertanding di St. James’ Park pada Rabu (22/10/2025) dini hari WIB, The Magpies tampil garang dan menumbangkan Benfica dengan skor telak 3-0 dalam lanjutan fase grup Liga Champions.
Kemenangan ini menjadi pelipur lara setelah kekalahan menyakitkan dari Brighton di Liga Inggris akhir pekan lalu.
Sementara itu, bagi Jose Mourinho, malam di Tyneside berubah menjadi mimpi buruk, sebuah potret kontras dari reputasi lamanya sebagai sosok “The Special One.”
Advertisement
Mourinho yang Terlalu 'Baik'
Jose Mourinho dikenal dengan gaya khasnya yang tajam, penuh emosi, dan membakar semangat. Namun, di laga ini, pelatih asal Portugal itu justru terlihat terlalu ramah.
Sebelum pertandingan, ia sempat memuji suasana St. James’ Park, Eddie Howe, bahkan mengenang sosok Sir Bobby Robson, mantan bos Newcastle sekaligus mentornya di masa muda.
Namun, begitu peluit dibunyikan, keramahan itu tak lagi berarti. Benfica tampil lembek dan kehilangan identitas. Hanya Dodi Lukebakio yang sempat menebar ancaman di babak pertama, sebelum akhirnya Newcastle mengambil alih segalanya.
Advertisement
Gordon dan Barnes Menggila
Anthony Gordon membuka keunggulan Newcastle di menit ke-32 lewat penyelesaian satu sentuhan usai umpan matang dari Jacob Murphy. Gol itu menjadi titik balik pertandingan, cepat, tajam, dan efisien, sesuatu yang belakangan hilang dari lini serang The Magpies.
Harvey Barnes kemudian menggandakan skor di babak kedua melalui skema serangan cepat yang diawali lemparan jauh Nick Pope dari lini belakang. Gol ketiga Barnes di menit ke-83 menegaskan dominasi penuh tuan rumah setelah memanfaatkan umpan terobosan indah dari Gordon.
Murphy, yang baru kembali ke starting XI, menjadi motor serangan di sisi kanan, menghadirkan ancaman yang selama ini absen ketika Anthony Elanga dipasang. Performa energiknya memberi warna baru bagi tim Eddie Howe yang sebelumnya tampil tumpul di Premier League.
Mourinho Kehabisan Ide
Sementara itu, Mourinho hanya bisa termenung di pinggir lapangan. Benfica tampak tak berdaya menghadapi pressing dan kecepatan pemain sayap Newcastle.
“Kami kalah dari segi tenaga dan ritme. Gol kedua mereka membunuh kami secara psikologis,” aku Mourinho seusai pertandingan.
Sang pelatih legendaris tampak kehilangan sihir lamanya. Tim asuhannya terlihat pasif, bahkan tampak lega bisa mengakhiri laga hanya dengan selisih tiga gol. Sebuah pemandangan yang dulu mustahil dikaitkan dengan tim besutan Mourinho.
Sumber: Daily Mail
Advertisement