Liputan6.com, Jakarta- Fenomena hoaks terus menjadi tantangan serius di era digital, menyebar cepat melalui berbagai platform media sosial. Informasi palsu ini seringkali menyesatkan publik dengan klaim yang beragam dan kemasan yang meyakinkan, terutama mengenai isu-isu penting seperti bahan bakar minyak (BBM).Â
Cek Fakta, Liputan6.com telah menelusuri berbagai informasi viral dan mengungkap hoaks yang beredar di masyarakat terkait BBM jenis Pertalite. Berbagai klaim ini mencakup isu-isu penting, mulai dari penghentian penjualan, kandungan produk, hingga pembatasan penggunaan.
 Berikut adalah kumpulan kabar viral dan fakta seputar Pertalite hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com yang perlu diketahui masyarakat luas.
Advertisement
Pertalite Campur Air Jadi Etanol
Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim Pertalite campur air jadi etanol, informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 6 Oktober 2025.
Klaim Pertalite campur air jadi etanol berupa video yang menampilkan seorang menunjukan cairan bening di dalam botol transparan lalu diberi tanda berupa garis yang dijadikan batas permukaan air, lalu cairan bening tersebut tersebut dicampur dengan cairan berwarna hijau.
Kemudian cairan yang sudah tercampur tersebut dikocok dalam beberapa waktu terlihat cairan berwarna hijau berpisah dengan cairan berwarna bening.
Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut.
"Yang lagi viral..!!!
Pertalite campur air...!!!
Jadi etanol 🙀🙀Yang lagi viral..!!!
Pertalite campur air...!!!
Jadi etanol 🙀🙀"
Benarkah klaim Pertalite campur air jadi etanol? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com dalam halaman berikut ini.....
Ojol Tak Boleh Isi Pertalite
Beredar postingan di media sosial klaim video berisi narasi ojek online (ojol) tidak boleh isi Pertalite. Informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 24 September 2025.
Dalam video, sejumlah polisi tengah berjaga di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Kendaraan dari motor, mobil, hingga bus tampak antre menunggu BBM.
Terdapat tulisan sebagai berikut:
"Di demoKERAsi apakah tugas pejabat memang nyusahin rakyat?
Udah Khilafahsaja
peraturan baru isi BBM siapkan surat lengkap kalau tidak ada silahkan pulang
Klo pakai surat kematian gmn pak? MATINYA NURANI PENGUASA"
Sementara caption video adalah:
"Isi BBM banyak syarat
-Ojol tidak boleh isi Pertalite
-Harus ada surat surat kendaraan lengkap
-Sudah bayar pajak
Kalau tidak, silahkan pulang, pihak spbu tidak melayani ..
Di demoKERAsi, apakah tugas pejabat memang nyusahin rakyat?
UdahKhilafahsaja
#Viral #FacebookReels#Menyusahkan #ReelsViral#semuaorang #teman #pengikut #jangkauanluas"
Benarkah klaim berisi narasi ojol tidak boleh isi Pertalite? Simak dalam artikel berikut ini...
Â
Â
Advertisement
Video Dirut Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan Oplos Pertalite Jadi Pertamax
Sebuah video yang diklaim Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan sedang mengoplos Pertalite menjadi Pertamax beredar di media sosial. Video tersebut disebarkan salah satu akun Instagram pada 26 Februari 2025.
Dalam video tersebut, terlihat Riva yang mengenakan rompi tahanan Kejaksaan Agung sedang memegang gelas berisi cairan berwarna hijau. Ia kemudian menuangkan cairan tersebut ke gelas lainnya yang berisi cairan berwarna biru. Video itu kemudian disebut-sebut sebagai cara Riva Siahaan mengoplos Pertalite menjadi Pertamax.
"Oplos Pertalite Jadi Pertamax! Modus Korupsi Dirut Pertamina Patra Niaga," demikian narasi dalam video tersebut.
Konten yang disebarkan akun Instagram tersebut telah 82.483 kali disukai dan mendapat beragam komentar dari warganet.
Sebelumnya, penyidik Kejagung resmi menetapkan tujuh tersangka atas kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam tata kelola minyak mentah dan produk kilang PT Pertamina, subholding, dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) tahun 2018-2023. Salah satunya yaitu Riva Siahaan selaku Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina Patra Niaga.
Benarkah dalam video tersebut Dirut PT Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan sedang mengoplos Pertalite menjadi Pertamax? Simak dalam artikel berikut ini...
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement