KEMBAR78
Netanyahu Sebut Macron Menyulut Api Antisemitisme - Global Liputan6.com
Sukses

Netanyahu Sebut Macron Menyulut Api Antisemitisme

Israel kian terisolasi dari dunia internasional, menyusul tekanan yang makin kuat untuk mengakhiri perang di Gaza.

Diterbitkan 20 Agustus 2025, 07:00 WIB

Liputan6.com, Tel Aviv - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menuduh Presiden Prancis Emmanuel Macron menyulut antisemitisme dengan langkahnya yang akan mengakui Negara Palestina. Demikian terungkap oleh sebuah surat yang bocor pada Selasa (19/8/2025), seperti dilansir CNA.

Pemimpin Israel itu mengatakan bahwa antisemitisme telah melonjak di Prancis sejak pengumuman Macron bulan lalu. Netanyahu memperingatkan bahwa langkah Prancis tersebut memberi hadiah kepada Hamas sekaligus membahayakan orang Yahudi Prancis.

Macron sebelumnya menyatakan bahwa Prancis akan secara resmi mengakui Negara Palestina dalam Sidang Majelis Umum PBB pada September. Dengan pengumuman itu, Prancis akan bergabung dengan semakin banyak negara yang telah mengakui kenegaraan Palestina sejak perang di Gaza dimulai pada 7 Oktober 2023.

 

Promosi 1
2 dari 3 halaman

Kritikan Israel

Dalam suratnya kepada Macron, Netanyahu mengklaim keputusan Prancis menuangkan "bahan bakar ke dalam api antisemitisme".

"Itu bukan diplomasi, itu adalah kebijakan melunak. Itu memberi hadiah kepada teror Hamas, mengeraskan penolakan Hamas untuk membebaskan para sandera, memberanikan mereka yang mengancam orang Yahudi Prancis, dan mendorong kebencian terhadap Yahudi yang kini berkeliaran di jalan-jalan Anda," tulisnya.

Netanyahu mendesak Macron untuk menghadapi antisemitisme secara langsung dan menyerukannya agar menggantikan kelemahan dengan tindakan, sikap lunak dengan ketegasan, dan melakukannya dengan batas waktu yang jelas: Tahun Baru Yahudi, 23 September.

3 dari 3 halaman

Tidak Boleh Dieksploitasi

Menteri Urusan Eropa Prancis Benjamin Haddad merespons kritikan Netanyahu dengan menuturkan bahwa negaranya tidak perlu diajari dalam perjuangan melawan antisemitisme.

"Isu tersebut sedang meracuni masyarakat Eropa dan tidak boleh dieksploitasi," ungkap Haddad.

Selain Prancis, negara lain yang juga akan mengakui Negara Palestina pada September adalah Australia dan Kanada. Sementara itu, Inggris melontarkan komitmen serupa, kecuali pemerintah Israel mengambil langkah substantif untuk mengakhiri situasi mengerikan di Gaza, menyetujui gencatan senjata, dan berkomitmen pada perdamaian jangka panjang yang berkelanjutan, serta menghidupkan kembali prospek solusi dua negara.

EnamPlus