KEMBAR78
Topan Super Ragasa Hantam Taiwan, 14 Orang Tewas - Global Liputan6.com
Sukses

Topan Super Ragasa Hantam Taiwan, 14 Orang Tewas

Topan Super Ragasa di Formosa mengakibatkan curah hujan ekstrem hingga menewaskan sedikitnya 14 orang.

Diperbarui 24 September 2025, 12:01 WIB

Liputan6.com, Taipei - Topan Super Ragasa -- siklon tropis terkuat di dunia tahun ini -- melanda Hong Kong dengan angin kencang dan hujan deras.

Hal yang sama juga terjadi di Taiwan. Bahkan, Topan Super Ragasa di Formosa mengakibatkan curah hujan ekstrem hingga menewaskan sedikitnya 14 orang, dikutip dari laman Japan Today, Rabu (24/9/2025).

Sebuah danau di wilayah Hualien, Taiwan timur, meluap hingga menimbulkan banjir besar yang menghantam sebuah kota setelah hujan deras diguyurkan Ragasa, menurut laporan pemadam kebakaran Taiwan.

Sejak Senin lalu, tepi luar Ragasa sudah membawa hujan deras ke berbagai wilayah Taiwan.

Di Hong Kong, gelombang besar menghantam pesisir timur dan selatan pusat keuangan Asia itu, merendam sejumlah jalan di dekat kawasan perumahan.

Di Hotel Fullerton, bagian selatan pulau, video di media sosial menunjukkan derasnya air laut menerobos pintu kaca hingga membanjiri area lobi. Hingga Rabu, pihak hotel belum bisa dimintai keterangan.

Di kawasan padat Tseung Kwan O, yang banyak berdiri di atas lahan reklamasi, ombak besar menenggelamkan jalur pejalan kaki di tepi laut yang bersebelahan dengan gedung-gedung apartemen tinggi.

Banjir juga melanda pulau-pulau terpencil, termasuk Lantau, lokasi bandara internasional Hong Kong, yang menggenangi pantai dan kawasan hijau.

“Wilayah yang sebelumnya terlindung bisa saja terekspos... laut akan sangat ganas dengan gelombang pasang,” ujar observatorium setempat.

Dengan kecepatan angin mencapai 200 km/jam, Ragasa diperkirakan berada paling dekat dengan kota dalam beberapa jam ke depan, sekitar 100 km di selatan wilayah padat penduduk itu.

 

Promosi 1
2 dari 2 halaman

Ragasa Diperkirakan Tetap Berstatus Topan Super

Topan ini diperkirakan mempertahankan status super saat bergerak menuju pantai Provinsi Guangdong, Tiongkok—rumah bagi lebih dari 125 juta orang—dan diperkirakan mendarat mulai tengah hari (04.00 GMT).

Sebelumnya, Ragasa telah menghantam Filipina utara pada Senin dan Taiwan pada Selasa.

Kedatangan topan memicu kepanikan belanja di Hong Kong. Warga memadati supermarket hingga rak-rak kosong, sebagian bahkan rela antre berjam-jam karena khawatir toko-toko akan tutup selama dua hari.

Seiring mendekatnya topan, warga menempelkan selotip di kaca jendela untuk mengurangi risiko cedera akibat pecahan.

Hong Kong mengeluarkan sinyal Topan 10, level peringatan tertinggi, pada Rabu pagi yang memaksa bisnis dan transportasi berhenti beroperasi.

Selain itu, otoritas juga mengumumkan sinyal hujan badai Amber, memperingatkan hujan deras berkepanjangan. Sejumlah jalan telah tergenang, menurut South China Morning Post.

Pihak berwenang memperingatkan potensi kenaikan air laut yang setara dengan Topan Hato (2017) dan Mangkhut (2018), keduanya menimbulkan kerugian miliaran dolar.

“Ketinggian air bisa mencapai puncak sekitar tengah hari (04.00 GMT),” ujar observatorium, memperkirakan hingga empat meter.

Seorang wanita dan anak laki-lakinya yang berusia lima tahun terseret ombak pada Selasa saat menyaksikan topan dari tepi laut. Mereka berhasil diselamatkan, namun kini dirawat intensif, tulis SCMP.

Pemerintah telah membuka 49 tempat penampungan sementara di berbagai distrik, dengan 727 orang sudah mengungsi.

Meski begitu, Bursa Efek Hong Kong tetap beroperasi. Kebijakan baru yang diterapkan sejak akhir tahun lalu memastikan perdagangan tidak berhenti meskipun terjadi cuaca ekstrem.