Liputan6.com, Jakarta- Menjelang HUT ke-80 RI, publik dihebohkan dengan fenomena unik. Bendera bajak laut Jolly Roger dari anime One Piece berkibar di berbagai penjuru negeri.
Tak sekadar simbol fiksi, bendera bergambar tengkorak bertopi jerami itu kini disebut-sebut sebagai bentuk sindiran sekaligus ekspresi kekecewaan masyarakat terhadap kondisi bangsa.
Pemerintah bereaksi keras terhadap maraknya pengibaran bendera One Piece. Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan, Budi Gunawan menilai, aksi tersebut sebagai tindakan mencederai martabat bendera Merah Putih dan semangat nasionalisme bangsa.
Advertisement
Dia menegaskan, Merah Putih bukan sekadar kain berwarna merah dan putih. Dia adalah simbol yang lahir dari perjuangan panjang para pahlawan bangsa yang mengorbankan jiwa dan raga demi kemerdekaan Indonesia.
Karena itu, mengganti atau mengaburkan posisinya dengan bendera fiksi, tak peduli apapun alasannya, adalah bentuk penghinaan terhadap sejarah dan identitas bangsa.
Budi Gunawan juga mengingatkan bahwa tindakan semacam ini bisa berujung pada sanksi hukum. Sesuai Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan, siapa pun yang merendahkan simbol negara dapat dijerat pidana.
"Ini adalah upaya untuk melindungi martabat dan simbol negara," tegas Budi dalam keterangannya kepada wartawan, Minggu (3/8).
Pemerintah, kata Budi, terus mencermati gerakan-gerakan seperti ini yang dinilai tidak sekadar iseng atau bercanda. Dia menyebut, ada indikasi sebagian kelompok mencoba membangun narasi kekecewaan sosial lewat simbol-simbol alternatif yang justru melemahkan semangat persatuan.
Merah Putih Bukan Pilihan, tapi Keniscayaan
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Hasan Nasbi turut angkat suara terkait polemik pengibaran bendera One Piece. Dia menegaskan, dalam sistem republik seperti Indonesia, menyukai atau tidak menyukai pemerintah adalah hak setiap warga negara. Namun, urusan bendera nasional adalah soal prinsip dan tak bisa ditawar.
Menurutnya, kebebasan berekspresi harus tetap berada dalam koridor konstitusi dan penghormatan terhadap simbol negara. Dia mengajak masyarakat, khususnya generasi muda, untuk tidak mencampuradukkan budaya populer dengan simbol perjuangan.
"Mau suka atau tidak suka sama pemerintah itu hak. Keduanya pilihan yang sah di republik ini. Tapi bendera merah putih bukan pilihan, dia keniscayaan, bendera merah putih tidak boleh diganti dengan yang lain," kata Hasan.
Advertisement
Wali Kota Solo Tak Larang Bendera One Piece
Di tengah polemik soal pengibaran bendera One Piece, Wali Kota Solo Respati Ardi justru menyuarakan pandangan berbeda. Alih-alih melarang, dia menyebut fenomena itu sebagai bentuk ekspresi kreatif masyarakat yang sah selama tidak menggeser posisi bendera Merah Putih sebagai lambang negara.
“Tidak (melarang bendera One Piece), keren, apik. Yang penting Indonesia harus yang utama. Bendera Indonesia, bendera lambang negara yang dilindungi Undang-Undang,” kata Respati Ardi usai meresmikan SPPG Kecamatan Laweyan, Solo pada Senin (4/8).
Respati bahkan menyarankan, selain One Piece, warga juga bisa memasang bendera bergambar tokoh budaya seperti Gatotkaca atau kisah Ramayana. Menurutnya, semua itu bagian dari kreativitas rakyat yang memperkaya semarak kemerdekaan.
“Mau masang One Piece, mau masang opo maneh ya, Gatotkaca, Ramayana apik juga. Keren,” ujar dia.
Menanggapi soal bendera One Piece dan Merah Putih dipasang dalam satu tiang, dia menyebut itu tak masalah selama posisi dan penghormatan terhadap Merah Putih tetap terjaga.
“Kan nggak ada SOP tertulis, itu emang kreasi saja. Tapi kalau kita yang jelas wajib memasang bendera Merah Putih itu wajib. Mau One Piece, mau tokoh apa namanya, Sudiroprajan, tokoh Gilingan, tokoh Semar itu keren, bagus,” ucapnya.
Meski menghargai pandangan tegas dari pejabat pusat, Respati menilai perlu ada ruang untuk menilai dari berbagai perspektif. Baginya, tokoh fiksi dan budaya bisa hidup berdampingan selama tidak mengaburkan identitas kebangsaan.
Ekspresi Kreativitas
Tak hanya Respati, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, Ahmad Muzani melihat pengibaran bendera One Piece sebagai bentuk ekspresi kreatif masyarakat yang justru mencerminkan semangat cinta tanah air.
“Itu ekspresi kreativitas, inovasi. Tapi saya yakin, hatinya tetap merah putih. Semangatnya merah putih. Ini bentuk syukur kepada Tuhan karena Republik Indonesia sudah berusia 80 tahun,” ujar Muzani di Gedung Nusantara V, Senayan, Minggu (3/8/2025).
Muzani menilai, antusiasme masyarakat dalam memperingati kemerdekaan menunjukkan bahwa rasa cinta terhadap Indonesia masih membara. Bagi dia, berbagai ekspresi selama tidak menodai simbol negara, patut dimaknai sebagai bagian dari semangat perayaan.
“Semangat mengibarkan bendera merah putih itu menyala dan membara di seluruh hati dan sanubari bangsa Indonesia. Kami percaya rakyat mencintai negeri ini dan bersyukur atas kemerdekaan,” ujarnya.
Namun, Muzani tetap menekankan pentingnya menjadikan bendera Merah Putih sebagai simbol utama dalam peringatan hari kemerdekaan. Dia berharap, masyarakat tetap menghormati perjuangan para pahlawan dengan cara yang sesuai dan penuh makna.
"Sebagai bentuk kesyukuran, kami berharap seluruh rakyat Indonesia merenungi apa yang sudah dilakukan oleh para pendiri bangsa dengan cara mengibarkan bendera merah putih,” ucap dia.
Advertisement