KEMBAR78
Ahok Muncul di Balai Kota Temui Pramono Anung, Bahas Apa? - News Liputan6.com
Sukses

Ahok Muncul di Balai Kota Temui Pramono Anung, Bahas Apa?

Pertemuan antara keduanya membahas sejumlah isu strategis. Apa saja?

Diterbitkan 20 Agustus 2025, 18:04 WIB
Jadi intinya...
  • Ahok bertemu Gubernur DKI bahas evaluasi PBB, digitalisasi, dan pendidikan.
  • Ahok tekankan PBB harus sesuai NJOP dan tidak melebihi harga pasar.
  • Ahok sarankan insentif PBB dan penguatan digitalisasi layanan publik.

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), bertemu dengan Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung di Balai Kota Jakarta, Rabu (20/8/2025).

Pertemuan antara keduanya membahas sejumlah isu strategis, mulai dari evaluasi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), digitalisasi pembayaran layanan publik, hingga peningkatan kualitas pendidikan di Jakarta.

Ahok juga menyoroti mengenai wacana kenaikan PBB di sejumlah daerah. Ia mengingatkan bahwa penyesuaian PBB harus mengacu pada Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) dan tidak boleh melebihi harga pasar.

“Prinsip PBB itu tidak boleh melebihi NJOP. Dulu, saat saya menjabat, kami menaikkan PBB karena harga jual dan NJOP terlalu jauh berbeda. Sekarang kondisinya berbeda, banyak tanah dijual tetapi NJOP-nya tinggi, bahkan kadang tidak sesuai harga pasar,” kata Ahok.

Ahok menilai, jika kondisi ekonomi melemah dan harga properti menurun, beberapa wilayah justru perlu menurunkan PBB, bukan malah menaikkan. Kebijakan soal PBB harus mengadministrasikan keadilan sosial, bukan sekadar menambah pendapatan daerah.

 

 

Promosi 1
2 dari 3 halaman

Insentif Masyarakat Menengah ke Bawah

Ia juga mengingatkan pentingnya insentif untuk masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah. Ahok bilang saat menjabat Gubernur DKI Jakarta, dia pernah memberikan pembebasan PBB hingga Rp2 miliar untuk rumah tinggal. Dia menyebut, skema serupa, bisa diterapkan kembali.

Meski begitu, Ahok mengaku dapat memahami tantangan keuangan daerah akibat pemotongan anggaran pusat. Namun, ia menekankan kenaikan PBB bukan solusi instan.

“Sekarang kepala daerah bingung cari pemasukan. Cara paling mudah ya naikin PBB. Tapi itu seharusnya tidak terjadi. Prinsipnya, NJOP tidak boleh melebihi harga pasar,” kata dia.

Ahok menyarankan agar Gubernur DKI dan jajaran berdiskusi lebih mendalam dengan pemerintah pusat mengenai strategi keuangan daerah agar tidak membebani masyarakat.

 

3 dari 3 halaman

Inovasi Layanan Publik

Selain PBB, Ahok dan Pramono juga membahas soal inovasi layanan publik, khususnya sistem pembayaran digital. Dia menyinggung pentingnya pengembangan Jakarta One dan kerja sama dengan Bank Indonesia untuk mendorong transaksi nontunai.

“Sekarang tren global pakai voucher digital, misalnya untuk naik bus atau bayar PB1. Bisa dikombinasikan dengan program undian hadiah. Konsep ini bisa dijalankan oleh Bank Jakarta,” kata Ahok.

Ia menambahkan, digitalisasi pasar tradisional dan layanan publik juga harus terus diperkuat untuk mengurangi penggunaan uang tunai.

EnamPlus