Liputan6.com, Jakarta - Nilsen Panjaitan tak menyangka 6 Agustus 2025 dinihari menjadi waktu terakhir dengan pasangan hidupnya, Natalia Manalu. Teriakan gajah yang mengganggunya pada Rabu pagi buta itu membuat rumah semi permanennya rata dengan tanah.
Beberapa jam berselang, Nilsen mencari keberadaan sang istri karena sempat terpisah sebagai pengalih perhatian penghuni Suaka Margasatwa Giam Siak Kecil tersebut. Sang istri yang selama ini menemani hidupnya meninggal dunia.
Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau telah mengirim tim mitigasi atau interaksi negatif ke lokasi untuk menyelesaikan konflik gajah dengan manusia. Konflik dinyatakan terjadi di Desa Tasik Serai, Kabupaten Bengkalis.
Advertisement
Kepala Desa BBKSDA Riau Supartono menjelaskan, Nilsen dan istrinya menggarap lahan di Desa Tasik Serai untuk dijadikan kebun. Keduanya membangun pondok kayu sebagai lokasi istirahat serta tidur malam harinya.
"Lokasi masuk dalam kawasan hutan produksi," ujar Supartono, Kamis siang.
Rabu dini hari ketika arah jam mengarah ke angka 3, tidur Nilsen terganggu suara teriakan gajah. Bergegas Nilsen membangunkan istrinya setelah melihat sosok bongsor mengobrak-abrik kebun.
Sejurus kemudian, Nilsen dan istri keluar berniat mengalihkan perhatian gajah. Keduanya lari berpencar agar satwa berbelalai dimaksud keluar dari ladangnya.
"Di luar dugaan gajah menyerang istrinya sehingga jatuh korban," kata Supartono.
Â
Ceburkan Diri ke Kolam
Nilsen sempat menjadi target berikutnya. Keberuntungan masih berpihak kepadanya setelah menceburkan diri ke kolam di kebun.
Merasa aman, Nilsen keluar dari kolam lalu mencari keberadaan istrinya. Pemandangan memilukan terjadi ketika matahari terbit karena Nilsen melihat tubuh istrinya tak bernyawa dengan sejumlah luka serius.Â
Advertisement
Daerah Perlintasan Gajah
Supartono menjelaskan, lokasi masih termasuk daerah perlintasan gajah. Di lokasi ada kawanan berjumlah 50 ekor gajah yang biasa mendiami Suaka Margasatwa Giam Siakkecil.
"Namun yang diduga berinteraksi negatif merupakan gajah soliter atau penyendiri (gajah jantan)," kata Supartono.
Tim mitigasi sudah berada di lokasi mengecek keberadaan gajah. Jika masih di kebun, BBKSDA Riau bakal menggiringnya kembali ke Giam Siakkecil, baik secara manual ataupun menggunakan gajah jinak.
"Jika sudah berada di hutan maka petugas akan melakukan sosialisasi ke warga setempat agar tidak beraktivitas di daerah jelajah gajah," imbuh Supartono.