KEMBAR78
Menelisik Saham Pilihan saat Daya Beli Masih Lesu - Saham Liputan6.com
Sukses

Menelisik Saham Pilihan saat Daya Beli Masih Lesu

Indeks IDX Consumer Cyclical (IDXCYCLIC) mencatat penurunan paling dalam dibanding indeks sektoral lainnya di Bursa Efek Indonesia, dengan koreksi mencapai 14,55% secara year to date (YtD) hingga akhir April 2025. Tekanan terhadap sektor ini tidak terlepas dari sejumlah faktor makroekonomi yang menggerus daya beli masyarakat.

Diterbitkan 30 April 2025, 14:00 WIB

Liputan6.com, Jakarta Indeks IDX Consumer Cyclical (IDXCYCLIC) mencatat penurunan paling dalam dibanding indeks sektoral lainnya di Bursa Efek Indonesia, dengan koreksi mencapai 14,55% secara year to date (YtD) hingga akhir April 2025. Tekanan terhadap sektor ini tidak terlepas dari sejumlah faktor makroekonomi yang menggerus daya beli masyarakat.

Sektor konsumsi siklikal—yang mencakup produk-produk non-prioritas seperti gawai, kendaraan, ban, pakaian, hingga hiburan—sangat mengandalkan stabilitas ekonomi dan prospek konsumsi rumah tangga yang positif. Namun sejak awal tahun, kemampuan belanja masyarakat mulai tergerus, utamanya akibat tingginya inflasi pangan yang dipicu lonjakan harga beras dan kebutuhan pokok lainnya.

“Kenaikan suku bunga acuan BI menjadi 6,25% juga menekan konsumsi karena tingginya biaya pinjaman dan cicilan, sementara pelemahan rupiah turut menyebabkan kenaikan harga barang impor yang sebagian besar dijual oleh emiten consumer cyclical,” ujar Pengamat Pasar Modal sekaligus Founder Stocknow.id, Hendra Wardhana, Rabu (30/4/2025).

Tak hanya itu, kenaikan upah minimum yang tergolong moderat pada awal 2024 dinilai belum cukup mampu mendorong pertumbuhan konsumsi domestik secara signifikan.

Investor Masih Hati-Hati

Dari sisi pasar modal, Hendra mencermati para pelaku pasar cenderung bersikap hati-hati terhadap sektor ini, terutama di tengah tren penurunan laba bersih yang dialami sejumlah emiten besar seperti Erajaya (ERAA), Mitra Adiperkasa (MAPI), dan Ace Hardware (ACES).

“Investor juga masih bersikap wait-and-see terhadap arah kebijakan fiskal pemerintah, yang akan sangat menentukan arah belanja masyarakat,” tambahnya.

 

 

Promosi 1
2 dari 3 halaman

Katalis Positif

Namun demikian, beberapa katalis positif dapat menjadi pemicu pembalikan tren IDXCYCLIC di paruh kedua 2025. Stimulus fiskal seperti program makan siang gratis dan subsidi pendidikan berpotensi mendorong konsumsi rumah tangga secara luas jika direalisasikan secara konsisten.

"Potensi pelonggaran suku bunga BI juga menjadi harapan pasar, karena akan membuka ruang belanja masyarakat terhadap produk tersier seperti gawai, kendaraan, atau hiburan," ulas Hendra.

Saham Pilihan saat Daya Beli Masih Lesu

Di tengah tekanan tersebut, sejumlah saham dalam indeks IDXCYCLIC masih menarik untuk dikoleksi dengan pertimbangan valuasi yang murah serta prospek jangka menengah yang menjanjikan.

Saham Surya Citra Media (SCMA), misalnya, dinilai menarik dengan target harga Rp 230, seiring strategi monetisasi konten digital melalui platform Vidio.com yang semakin kuat dalam menghadapi persaingan OTT global.

 

 

3 dari 3 halaman

Saham Lain

Sementara itu, Erajaya (ERAA) yang kini diperdagangkan di bawah nilai wajarnya dinilai masih layak beli dengan target Rp 510, karena memiliki jaringan distribusi gadget terluas dan mulai merambah bisnis gaya hidup dan digital. Sedangkan Gajah Tunggal (GJTL), yang menargetkan harga Rp 1.200, berpotensi mendapat angin segar dari permintaan ekspor ban dan proyek infrastruktur dalam negeri.

"Dengan berbagai potensi katalis tersebut, pelaku pasar dapat mulai mencermati peluang akumulasi pada saham-saham consumer cyclical yang telah oversold namun memiliki fundamental yang tetap solid," tutur Hendra memungkasi.

Produksi Liputan6.com