KEMBAR78
Intip Harga Saham BBRI saat IHSG Merosot 1,21% - Saham Liputan6.com
Sukses

Intip Harga Saham BBRI saat IHSG Merosot 1,21%

Berikut pergerakan saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun pada Senin, (1/9/2025).

Diperbarui 01 September 2025, 17:47 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah saham emiten bank melemah pada perdagangan saham Senin, (1/9/2025). Koreksi juga dialami saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).

Mengutip data RTI, harga saham BBRI hari ini ditutup melemah 1,73% ke posisi Rp 3.980 per saham. Harga saham BBRI dibuka turun 120 poin ke posisi Rp 3.930 per saham. Harga saham BBRI berada di level tertinggi Rp 4.010 dan terendah Rp 3.860 per saham. Total frekuensi perdagangan 49.537 kali dengan volume perdagangan 2.342.185 saham. Nilai transaksi Rp 924 miliar. Kapitalisasi pasar saham Rp 603,20 triliun.

Berdasarkan data stockbit, investor asing juga melepas saham BBRI pada awal pekan ini. Investor asing melepas saham BBRI senilai Rp 110,22 miliar.

Selain saham BBRI, sejumlah saham emiten bank melemah. Saham BBCA turun 0,93% ke posisi Rp 8.000 per saham. Selain itu, saham BMRI susut 2,75% ke posisi Rp 4.600 per saham.

Kepala Riset PT Kiwoom Sekuritas Indonesia, Liza Camelia Suryanata menuturkan, investor asing pekan lalu mulai kembali melakukan aksi beli terutama dengan membidik saham bluechips perbankan seperti BBRI dan BMRI.

 

 

Promosi 1
2 dari 4 halaman

Dinamika Domestik jadi Faktor Penentu

Ia mengatakan, saham dengan kapitalisasi besar cenderung menjadi incaran karena menyediakan likuiditas yang luas . Selain itu, saham-saham seperti CUAN maupun PTRO juga mendapatkan tambahan katalis positif dari masuknya ke dalam indeks MSCI pada review Agustus, yang secara otomatis memperbesar kolam investasi pasar Indonesia.

"Namun, dinamika domestik tetap menjadi faktor penentu. Terjadinya gejolak sosial dalam beberapa hari terakhir tentu menimbulkan kekhawatiran bahwa aliran dana asing yang masuk bisa saja kembali berbalik arah jika kondisi tidak cepat mereda,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menambahkan, meski IHSG sempat menyentuh level psikologis 8.000 dan bahkan mencatat rekor baru di 8.022, reli tersebut belum ditopang penuh oleh sektor keuangan yang notabene adalah tulang punggung IHSG melainkan lebih banyak ditopang saham-saham kapitalisasi besar dengan valuasi yang sudah relatif mahal.

“Dengan demikian, ketiga emiten tersebut memang memiliki fundamental bisnis yang solid dan secara jangka panjang layak untuk dikoleksi,” kata dia.

Namun, Liza mengingatkan investor tetap perlu berhati-hati dalam menentukan entry level, mengingat valuasi saat ini sudah cukup premium dan pasar sedang berada dalam fase yang sangat sensitif terhadap sentimen social-politik maupun eksternal.

 

3 dari 4 halaman

Penutupan IHSG 1 September 2025

Koreksi saham BBRI yang terjadi di tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang turun signifikan pada awal pekan ini. IHSG melemah 1,21% ke posisi 7.736,06. Sepanjang perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 7.783,41 dan terendah 7.547,56. Sebanyak 539 saham melemah sehingga bebani IHSG. 171 saham menguat dan 99 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 2.310.930 kali dengan volume perdagangan 38,8 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 23,5 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.395.

Dari 11 sektor saham, dua sektor saham yang menghijau. Sektor saham transportasi naik 2,19%, dan catat koreksi terbesar. Sektor saham teknologi melemah 2,16%, sektor saham infrastruktur susut 1,98%.

Selain itu, sektor saham energi melemah 1,32%, sektor saham basic susut 0,09%. Lalu sektor saham consumer nonsiklikal melemah 0,63%, sektor saham siklikal terpangkas 1,34%. Selanjutnya sektor saham keuangan turun 1,62%, sektor saham properti merosot 0,41 dan sektor saham infrastruktur terpangkas 1,98%.

4 dari 4 halaman

IHSG Diprediksi Melemah pada Awal Pekan, Tekanan Politik Jadi Faktor Utama

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan bergerak melemah pada perdagangan awal pekan depan. Pengamat Pasar Modal Indonesia, Ibrahim Assuaibi menilai kondisi politik yang tengah memanas di dalam negeri menjadi pemicu utama pelemahan pasar.

Menurut Ibrahim, dinamika politik yang diwarnai kerusuhan dan aksi penjarahan berpotensi menekan kepercayaan pelaku pasar. Meski begitu, ia memastikan pelemahan IHSG masih dalam batas aman dan tidak mengarah pada suspensi perdagangan.

“Ada kemungkinan besar dalam perdagangan di hari Senin, Indeks Harga Saham Gabungan kemungkinan akan kembali melemah, tetapi melemahnya tidak akan menuju suspensi,” ujar Ibrahim dalam keterangan, dikutip Senin (1/9/2025).

Ia menambahkan, pelemahan IHSG diperkirakan hanya akan berada pada kisaran 5 persen. Hal ini tercermin dari pola pergerakan indeks di akhir pekan lalu yang sempat terkoreksi cukup dalam, namun akhirnya kembali bergerak stabil.

“Dengan kondisi ini kemungkinan Indeks Harga Saham Gabungan pun juga akan mengalami penurunan itu maksimal hanya di 5 persen. Sehingga tidak ada khawatiran Bursa Efek Indonesia untuk melakukan suspensi,” jelasnya.

Ibrahim menegaskan, sentimen politik dalam negeri akan menjadi perhatian utama pelaku pasar dalam waktu dekat. Perkembangan kondisi keamanan, termasuk potensi demonstrasi susulan di awal September, disebut akan sangat menentukan arah pergerakan IHSG.

 

EnamPlus