Liputan6.com, Jakarta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memperpanjang reli pada perdagangan Senin (15/9/2025) dengan kenaikan signifikan. IHSG ditutup menguat 83,05 poin atau 1,06% ke level 7.937,11.
Pergerakan positif ini sejalan dengan kenaikan indeks LQ45 sebesar 0,48% ke 808,58. Optimisme pasar tercermin dari dominasi 470 saham yang menguat, jauh melampaui 209 saham melemah dan 126 stagnan. Aktivitas transaksi juga tercatat tinggi, dengan volume mencapai 33,54 miliar saham senilai Rp16,78 triliun, termasuk Rp 1,88 triliun dari pasar negosiasi.
Analis sekaligus founder Republik Investor, Hendra Wardana, mengatakan momentum positif IHSG berpotensi berlanjut pada perdagangan Selasa (16/9/2025).
Advertisement
“Dengan dukungan dana asing dan kondisi pasar global yang kondusif, IHSG diperkirakan bergerak pada level support 7.930–7.905 dan resistance 7.950–7.975, dengan saham-saham seperti BRMS, EMTK, BRPT, dan BKSL yang patut dicermati,” ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (16/9/2025).
Hendra menilai aliran dana asing dan momentum positif pasar menjadi faktor penting penguatan IHSG. Menurutnya, dukungan aliran dana asing yang mencapai net buy Rp 978 miliar memberikan dorongan signifikan bagi pergerakan IHSG, terutama pada saham-saham unggulan seperti BBCA, TLKM, AMMN, dan BRPT.
“Saham-saham populer turut mendominasi perdagangan. BBCA menguat 1,26% ke Rp 8.025 dengan nilai transaksi terbesar, diikuti BMRI dan TLKM. Saham BRMS melonjak 8,82% ke Rp 555 dengan nilai beli asing mencapai Rp 308 miliar, menjadi salah satu favorit investor asing,” jelasnya.
Dari Sisi Sektor dan Makro
Dari sisi sektor, infrastruktur (+2,34%), energi (+2,11%), dan teknologi (+2,20%) menjadi motor penggerak, disusul sektor bahan baku (+1,53%).
Dari sisi makro, rupiah bergerak stabil meski melemah tipis. Bank Indonesia menetapkan kurs JISDOR di Rp 16.405 per dolar AS, turun 14 poin dari posisi sebelumnya.
BI juga merilis data utang luar negeri Indonesia per Juli 2025 yang mencapai USD 432,5 miliar, turun dari bulan sebelumnya tetapi tumbuh 4,1% secara tahunan, melambat dibandingkan pertumbuhan 6,3% yoy pada Juni.
Sementara itu, bursa Asia mayoritas melanjutkan tren penguatan, dengan Korea Selatan mencetak rekor tertinggi dan China bertahan di dekat puncak satu dekade.
Bursa Eropa dibuka menguat tipis menjelang keputusan kebijakan moneter The Fed dan Bank of England. Harga minyak dunia kembali naik karena kekhawatiran gangguan pasokan dari Rusia, sementara emas terkoreksi tipis.
Advertisement