KEMBAR78
Elon Musk Borong Saham Tesla, Segini Nilainya - Saham Liputan6.com
Sukses

Elon Musk Borong Saham Tesla, Segini Nilainya

Elon Musk kembali menghebohkan pasar dengan membeli saham Tesla senilai USD 1 miliar dari kantong pribadinya.

Diterbitkan 16 September 2025, 16:00 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Elon Musk menggelontorkan USD 1 miliar (sekitar Rp 16,3 triliun, dengan asumsi kurs Rp16.300 per USD) dari kantong pribadinya untuk membeli saham Tesla.

Langkah ini memberikan dorongan kepercayaan pada saham Tesla yang sebelumnya terpuruk, sekaligus membantu memperbaiki kinerjanya sepanjang tahun ini. Demikian seperti dikutip dari CNN, Selasa (16/9/2025).

Transaksi itu dilakukan pada Jumat, 12 September 2025 dan baru diumumkan melalui dokumen resmi pada Senin, 15 September 2025.

Aksi ini tergolong jarang, baik bagi Musk sendiri maupun bagi para CEO pada umumnya. Hanya sedikit pemimpin perusahaan yang rela memakai uang pribadi untuk membeli saham, tanpa mengandalkan opsi saham yang biasanya bisa diperoleh dengan harga jauh lebih murah dari harga pasar.

Kabar tersebut langsung berimbas pada pergerakan saham Tesla (TSLA), yang melonjak 7% pada awal perdagangan Senin. Meski kenaikannya tak bertahan stabil hingga penutupan, saham Tesla tetap ditutup menguat hampir 4%. Peningkatan ini cukup untuk menghapus kerugian sepanjang tahun, setelah sebelumnya sempat anjlok hingga 42% dibandingkan akhir 2024.

"Ini merupakan tanda kepercayaan yang sangat besar dari Musk, dan para investor optimis senang melihatnya, ini mengirimkan sinyal positif setelah tahun yang penuh gejolak bagi Musk dan para pemegang saham Tesla," kata analis teknologi di Wedbush Securities, Dan Ives.

 

 

Promosi 1
2 dari 7 halaman

Buyback Saham Jumbo

Kemampuan Musk membeli saham Tesla senilai USD 1 miliar (sekitar Rp 16,3 triliun) menunjukkan betapa besarnya kekayaan yang ia miliki. Jumlah itu relatif kecil bagi orang terkaya di dunia.

Bahkan, kenaikan harga saham Tesla pada Senin saja sudah menambah sekitar USD 5,8 miliar (Rp 95 triliun) ke dalam kekayaannya yang sangat cukup untuk menutup biaya pembelian tersebut.

Saham Tesla Hadapi Tahun yang Penuh Gejolak

Saham Tesla sempat hampir naik dua kali lipat setelah pemilu, karena investor yakin kedekatan Musk dengan Presiden terpilih yakni Donald Trump akan memberi keuntungan bagi perusahaan, terutama dalam rencana pengembangan mobil tanpa pengemudi dan armada robotaxi. Namun, setelah mencapai puncak di pertengahan Desember, harga saham Tesla justru merosot tajam.

 

 

3 dari 7 halaman

Hadapi Persaingan Ketat

Ketika Musk mulai aktif memimpin Departemen Efisiensi Pemerintahan di era Trump, Tesla menghadapi reaksi keras dari pihak yang menentang Trump dan kebijakannya. Dampaknya, perusahaan mencatat penurunan penjualan terbesar dalam sejarah pada kuartal pertama dan kedua, diikuti dengan anjloknya laba.

Selain tekanan politik yang memengaruhi penjualan, Tesla juga harus berhadapan dengan persaingan ketat di pasar kendaraan listrik (EV), khususnya dari produsen Tiongkok. BYD, salah satu raksasa otomotif di sana, diperkirakan segera menyalip Tesla sebagai produsen EV terbesar di dunia, meski produknya belum dipasarkan di Amerika Serikat.

Tantangan lain datang dari berakhirnya insentif pajak sebesar USD 7.500 (sekitar Rp 122,9  juta) bagi pembeli mobil listrik di AS pada akhir bulan ini. 

 

4 dari 7 halaman

Saham Tesla Bangkit dari Titik Terendah

Kebijakan itu mungkin akan mendorong lonjakan penjualan Tesla di kuartal ketiga, tetapi setelahnya perusahaan diprediksi mengalami penurunan tajam hingga akhir tahun.

Di saat yang sama, hubungan Musk dengan Trump memburuk setelah ia mundur dari peran pemerintahannya dan kembali fokus ke Tesla.

Meski begitu, saham Tesla telah bangkit dari titik terendahnya sejak awal tahun. Musk bersama para pendukungnya di Wall Street terus menegaskan bahwa masa depan Tesla akan sangat ditentukan oleh teknologi mobil tanpa pengemudi dan ambisi besar untuk membangun armada robotaxi.

Paket Remunerasi Senilai USD 1 triliun

Minggu lalu, Tesla mengajukan usulan paket remunerasi baru untuk Elon Musk. Paket ini bisa memberinya opsi saham tambahan yang nilainya berpotensi mencapai USD 1 triliun (sekitar Rp16,3 kuadriliun), asalkan Tesla berhasil mencapai target penjualan dan valuasi tertentu.

 

5 dari 7 halaman

Pentingnya Jaga Fokus Elon Musk

Namun, Musk baru bisa menerima saham tambahan itu jika nilai Tesla naik lebih dari 50% dan kapitalisasi pasarnya menembus USD 2 triliun. Saat ini, valuasi Tesla masih berada di angka USD 1,3 triliun (sekitar Rp 21,3 kuadriliun). Setelah rencana paket gaji diumumkan pekan lalu, saham Tesla langsung melonjak 13%.

Dalam dokumen resmi yang dirilis pekan lalu, dewan direksi Tesla menekankan pentingnya menjaga fokus Musk pada perusahaan di masa depan. Tantangannya, Musk juga menjabat sebagai CEO di beberapa perusahaan lain, termasuk SpaceX dan perusahaan kecerdasan buatan xAI, yang menaungi platform media sosial X—dibeli Musk seharga USD 44 miliar (sekitar Rp 721 triliun) pada 2022.

Selain bisnis, Musk juga aktif di dunia politik. Ia pernah berselisih dengan Donald Trump dan kini bahkan mengumumkan rencana membentuk partai politik ketiga, meski detailnya masih belum jelas.

 

6 dari 7 halaman

Menambah Kepemilikan 2,6 Juta Saham

Musk terus menerima kritik, bukan hanya karena pandangan politik dan unggahannya di media sosial yang kerap memecah belah, tetapi juga karena kekayaannya yang luar biasa besar serta pengaruh yang ia miliki.

Dalam wawancara panjang pertamanya sejak terpilih sebagai Paus Amerika pertama, Paus Leo XIV menyinggung soal gaji CEO yang sangat tinggi. Ia menyoroti Musk dan paket gaji barunya sebagai contoh nyata ketimpangan pendapatan, yang menurutnya menjadi salah satu faktor utama penyebab polarisasi masyarakat.

"Apa artinya itu dan apa maksudnya? Jika itu satu-satunya hal yang masih bernilai, maka kita dalam masalah besar," ujarnya dalam wawancara hari Minggu dengan Elise Allen, koresponden senior di situs berita Katolik Crux.

Pembelian pada Senin menambah 2,6 juta lembar saham Tesla ke dalam portofolio Musk. Meski begitu, tambahan ini hanya sedikit meningkatkan kepemilikannya porsi saham Musk di Tesla naik kurang dari 1%.

 

 

7 dari 7 halaman

Kepemilikan Saham Tesla oleh Elon Musk

Sebelumnya, Musk memang pernah membeli saham Tesla di pasar terbuka, tapi sebagian besar kepemilikannya berasal dari opsi saham yang ia terima sebagai bagian dari kompensasi. Saat ini, Musk memiliki sekitar 413 juta lembar saham Tesla, setara dengan 12,8% dari total saham perusahaan.

Meski demikian, Musk menegaskan ingin menguasai setidaknya 25% saham Tesla. Ia bahkan memperingatkan akan mengalihkan sebagian upaya pengembangan AI dari Tesla ke perusahaan lain miliknya, xAI, jika tidak mendapatkan kendali yang lebih besar.

"Saya merasa tidak nyaman mengembangkan Tesla menjadi pemimpin di bidang AI & robotika tanpa memiliki kendali suara sekitar 25%. Cukup berpengaruh, tetapi tidak terlalu berpengaruh sehingga saya tidak bisa digulingkan," tulis Musk dalam postingannya di X pada Januari 2024. "Kecuali jika itu masalahnya, saya lebih suka membangun produk di luar Tesla."

EnamPlus