Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat kenaikan signifikan pada 15-19 September 2025. Kenaikan IHSG itu juga didorong aksi beli saham oleh investor asing.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (21/9/2025), IHSG sepekan bertambah 2,51% ke posisi 8.051,11 selama sepekan dari pekan lalu di posisi 7.854,06. Pada pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 8.068 dan level terendah 7.889,18.
Selama sepekan ini, sektor saham industri dan teknologi memimpin kenaikan masing-masing 11,01% dan 10,18%. Sementara itu, sektor saham yang bebani IHSG yakni sektor saham keuangan yang turun 0,19%.
Advertisement
Di tengah kenaikan IHSG, investor asing melakukan aksi beli saham Rp 3,03 triliun selama sepekan. Aksi ini berbeda dari pekan lalu dengan aksi jual saham mencapai Rp 6,59 triliun.
Berikut rincian aksi investor asing pada pekan ini dikutip dari data BEI:
- 15 September 2025: investor asing beli saham Rp 1,04 triliun
- 16 September 2025: investor asing lepas saham Rp 373,22 miliar
- 17 September 2025: investor asing lepas saham Rp 151,85 miliar
- 18 September 2025: investor asing lepas saham Rp 358,27 miliar
- 19 September 2025: investor asing beli saham Rp 2,86 triliun
Sentimen Pekan Ini
Mengutip riset Ashmore Asset Management Indonesia, pekan ini, pelaku pasar melihat sejumlah pemangkasan suku bunga oleh bank sentral. Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve memangkas suku bunga pertama kali tahun ini setelah berbulan-bulan bersikap hati-hati, dengan indikasi pemotongan lanjutan tahun ini.
Di sisi lain, data penjualan ritel menunjukkan pertumbuhan yang lebih kuat dari perkiraan. Bank of Canada juga memangkas suku bunga setelah tiga kali jeda, karena ekonomi Kanada telah menunjukkan tanda-tanda pelemahan terkait hambatan perdagangan yang diberlakukan oleh AS.
Sementara itu, data inflasi utama dan inti tahunan mereka lebih rendah dari perkiraan tetapi masih menunjukkan peningkatan karena penurunan harga bensin yang lebih kecil.
Advertisement
Aksi Bank Sentral
Secara keseluruhan, Kawasan Eropa mengalami perbaikan sentimen ekonomi, yang juga tercermin dalam indeks sentimen ekonomi Jerman terutama dari sektor berorientasi ekspor.
Bank of England mempertahankan suku bunga seperti yang diperkirakan secara luas, dengan tingkat pengangguran tetap tinggi di 4,7% sementara inflasi utama tahunan tidak berubah tetapi tetap tinggi di 3,8%.
Bank of Japan mempertahankan suku bunganya seperti yang diharapkan sambil tetap berhati-hati terhadap prospek politik dan dampak tarif AS. Indonesia kembali mengalami penurunan suku bunga yang mengejutkan dengan inflasi dan nilai tukar yang relatif stabil, dengan tujuan mendukung pertumbuhan domestik.
IHSG Pekan Lalu
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah tipis pada perdagangan 8-12 September 2025. Sentimen reshuffle kabinet dan harga emas membayangi IHSG sepekan.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (13/9/2025), IHSG sepekan melemah terbatas 0,17% dan ditutup ke posisi 7.854,06. Pada pekan lalu, IHSG bertambah 0,47% ke posisi 7.867,34. Kapitalisasi pasar merosot 0,57% menjadi Rp 14.130 triliun dari pekan lalu Rp 14.211 triliun.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG merosot 0,17% didorong sejumlah sentimen. Herditya mengatakan, faktor pertama, reshuffle kabinet yang terjadi pada awal pekan ini, investor cenderung bereaksi negatif. Faktor kedua, rilis data neraca dagang dan inflasi China yang cenderung menguat. Faktor ketiga, rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) yang meningkat dibandingkan periode sebelumnya.
Faktor keempat, ada harapan akan pemangkasan suku bunga the Federal Reserve (the Fed). Faktor kelima, katalis dari suntikan perbankan Himbara sebesar Rp 200 triliun. “Faktor keenam, penguatan komoditas emas global,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.
Advertisement