Liputan6.com, Jakarta - Nvdia menyebutkan akan membeli saham biasa Intel senilai USD 5 miliar atau Rp 82,69 triliun (asumsi dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.539).
Dengan demikian, hal itu akan mendorong Nvidia menjadi pemegang saham utama lainnya di Intel. Hal tersebut terjadi beberapa minggu setelah pemerintah Amerika Serikat (AS) mengambil sekitar 10% saham Intel.
Advertisement
Mengutip CNN, Minggu (21/9/2025), raksasa teknologi yang memproduksi cip kecerdasan buatan ini akan membayar USD 23,28 per saham. Pembelian ini akan membei Nvidia sekitar 4% atau lebih saham Intel setelah saham baru diterbitkan untuk menyelesaikan transaksi, demikian laporan Reuters.
Saham Intel naik 22,77% pada perdagangan Kamis pekan ini dan mencatat kenaikan harian terbesar sejak 1987. Selain itu, saham Nvidia melompat 3,49%.
Bulan lalu, Presiden AS Donald Trump dan Intel mengumumkan pemerintah melakukan investasi sebesar USD 8,9 miliar atau Rp 147,20 triliun pada saham biasa Intel, dengan Trump menyebutnya sebagai "Perusahaan Amerika Hebat yang memiliki masa depan yang lebih luar biasa." "Ini adalah Kesepakatan yang hebat untuk Amerika dan, juga, Kesepakatan yang hebat untuk INTEL," tulis Trump di Truth Social saat itu.
Bagian Upaya Trump Dongkrak Industri AS
Investasi ini merupakan bagian dari upaya pemerintahan Trump untuk meningkatkan manufaktur semikonduktor di Amerika Serikat dan memperkuat posisi Amerika sebagai pemimpin dalam industri pembuatan cip global.
Trump telah menyatakan, ia berencana untuk mengenakan tarif 100% pada semikonduktor impor, kecuali pemasok yang telah berkomitmen untuk memproduksi produk di Amerika Serikat.
Meskipun Intel pernah menjadi salah satu perusahaan teknologi terpenting di Amerika Serikat, perusahaan ini tertinggal dari para pesaingnya setelah gagal mengantisipasi gelombang teknologi yang beruntun. Lip-Bu Tan, yang mengambil alih posisi CEO pada Maret, telah berupaya untuk membalikkan keadaan perusahaan.
Advertisement
Perkuat Keunggulan AS
Kedua perusahaan teknologi tersebut juga mengumumkan mereka akan bersama-sama mengembangkan pusat data khusus dan produk komputasi personal.
Analis di Wedbush Securities mengatakan keseluruhan perjanjian ini merupakan "kesepakatan yang mengubah permainan bagi Intel karena kini menempatkan mereka di posisi terdepan dalam persaingan AI."
"Pengumuman hari ini semakin memperkuat keunggulan AS dalam perlombaan senjata AI melawan Tiongkok karena Intel kini berubah dari yang tertinggal menjadi katalis," tulis mereka dalam sebuah catatan.
Donald Trump Beli Saham Intel
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Amerika Serikat (AS) Howard Lutnick menuturkan pada Jumat, 22 Agustus 2025 kalau pemerintah federal akan mengambil 10% saham Intel, perusahaan produsen chip AS.
"Perjanjian bersejarah ini memperkuat kepemimpinan AS dalam semikonduktor yang akan menumbuhkan ekonomi kita dan membantu mengamankan keunggulan teknologi Amerika Serikat,” tulis Lutnick di platform X dahulu bernama Twitter dalam sebuah unggahan yang disertai foto dirinya bersama CEO Interl, Lip-Bu Tan seperti dikutip dari BBC, Sabtu (23/8/2025).
Presiden AS Donald Trump mengungkapkan kesepakatan itu sebelumnya pada Jumat dalam pidato di Ruang Oval menyebutnya sebagai “kesepakatan yang hebat bagi mereka”.
Saham perusahaan pembuat chip Intel yang berbasis di Santa Clara, California melonjak lebih dari 5% pada Jumat pekan ini. Saham Intel ditutup naik 5,53% ke posisi USD 24,80.Kapitalisasi pasar mencapai USD 108,55 miliar.
Dalam sebuah pernyataan, pemerintah AS akan investasi USD 8,9 miliar atau Rp 144,45 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.230) untuk saham biasa Intel.
Advertisement