Liputan6.com, Jakarta ZKDigimax untuk pertama kali ikut serta pada ajang NRF Europe 2025, salah satu pameran ritel terkemuka di Eropa yang berlangsung di Paris Expo Porte de Versailles, Prancis. Kehadiran perdana ini menandai langkah penting ZKDigimax dalam memperkuat posisi di panggung teknologi ritel global.
ZKDigimax merupakan Joint Venture antara PT Digital Mediatama Maxima Tbk (DMMX) dan ZKTeco. Di NRF Eropa, perusahaan menampilkan ekosistem ritel terpadu yang mencakup AI, perangkat keras, perangkat lunak, dan layanan, semua dalam satu solusi siap pakai.
ZKDigimax menonjol dengan menghadirkan perangkat keras dan perangkat lunak berbasis AI dalam satu ekosistem yang membantu retailer menyederhanakan operasional, meningkatkan keterlibatan pelanggan, dan mendorong pertumbuhan bisnis.
Advertisement
Sorotan utama di NRF Eropa meliputi AI Digital Human, avatar hiper-realistis yang mampu mengubah cara pelanggan berinteraksi sekaligus meningkatkan efisiensi layanan, serta AI All-in-One LED, perangkat pintar yang menggabungkan layar resolusi tinggi, kamera AI, dan speaker untuk analisis audiens real-time dan konten yang dipersonalisasi.
“Kami sangat antusias hadir untuk pertama kali di NRF Europe. Ini membuka peluang besar untuk menunjukkan bagaimana solusi kami dapat mempercepat pertumbuhan ritel di Eropa,” ujar CEO ZKDigimax, Supardi Tan, Minggu (5/10/2025).
“Langkah ini menegaskan komitmen kami memperkuat kehadiran di Eropa sekaligus memimpin transformasi teknologi ritel global," lanjur dia.
Dukung Transformasi Digital
Inovasi lain yang menarik perhatian adalah NuTag Locate, solusi navigasi cerdas yang memandu pelanggan langsung ke produk dengan indikator lampu intuitif, menata ulang kenyamanan berbelanja di toko.
Teknologi pendukung ZKDigimax meliputi ScreenDirect Info+ untuk mempermudah manajemen digital signage, serta beragam perangkat keras inovatif seperti VizionGuard Meeting Signage, LED Transparent Box, Portable Signage, dan digital signage dengan berbagai ukuran.
“Partisipasi ZKDigimax di NRF Europe 2025 mencerminkan pengalaman dan keahlian kami dalam menghadirkan solusi ritel inovatif yang relevan. Dengan fokus pada penciptaan nilai nyata bagi pelanggan, kami siap mendukung transformasi digital ritel di pasar internasional," ungkap Komisaris Utama DMMX Suryandy Jahja.
Kehadiran ZKDigimax di NRF Europe 2025 menegaskan tekad perusahaan untuk menciptakan ekosistem ritel yang efisien, inovatif, dan berfokus pada pengalaman pelanggan, sekaligus membuka peluang baru di pasar global yang berkembang pesat.
Visi ini menyoroti masa depan di mana teknologi menyatu mulus dalam operasional bisnis, memungkinkan perusahaan untuk memusatkan energi pada menciptakan pengalaman pelanggan yang lebih kaya dan bermakna. Bukan hanya kemajuan teknologi, tetapi transformasi nyata dalam cara pelanggan berinteraksi dengan ritel.
Advertisement
Ada 23 IPO dari Target 66 pada 2025, Begini Respons BEI
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai pencatatan saham baru hingga akhir kuartal III 2025 masih menunjukkan tren positif. Hal ini terutama dari nilai dana yang dihimpun.
Berdasarkan data BEI, sebanyak 23 perusahaan resmi mencatatkan saham perdana di BEI dengan total dana dihimpun Rp 15,1 triliun hingga akhir kuartal III 2025. Jumlah saham baru itu masih di bawah target penawaran saham perdana ke public atau initial public offering (IPO) sebanyak 66 IPO pada 2025.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menuturkan, pihaknya optimistis terhadap perkembangan pencatatan saham baru pada 2025.
Ia menuturkan, hingga akhir kuartal III-2025, sebanyak 23 perusahaan telah resmi tercatat di BEI dengan total dana dihimpun Rp 15,1 triliun.
"Jumlah ini masih menunjukkan tren positif khusunya dari besar dana dihimpun, meski secara jumlah masih belum mencapai target yang ditetapkan,” kata Nyoman, ditulis Sabtu (4/10/2025).
Ia menuturkan, kondisi geopolitik global mempengaruhi appetite perusahaan untuk IPO. Berdasarkan dari data World Federation of Exchanges, jumlah perusahaan tercatat di BEI tumbuh 0,95% year-to-date (YTD) per Agustus 2025.
Nyoman menuturkan, jumlah perusahaan tercatat itu lebih tinggi dibandingkan bursa di Thailand, Filipina, Vietnam (Ho Chi Minh), maupun Singapura yang justru mencatat penurunan pertumbuhan jumlah perusahaan tercatat.
11 Perusahaan dalam Pipeline
Terkait 11 perusahaan yang berada di pipeline pencatatan saham, Nyoman menuturkan,fokus BEI tidak semata pada percepatan proses listing, melainkan juga pada persiapan kualitas.
Hal ini agar setiap calon perusahaan tercatat memiliki aspek pemenuhan regulasi dan kepatuhan yang baik, going concern perusahaan yang terjaga serta dapat memberikan manfaat bagi stakeholder pasar modal.
"Tentunya dalam hal calon perusahaan tercatat dapat memenuhi hal-hal dimaksud dalam sisa tahun ini maka kami berharap perusahaan-perusahaan tersebut dapat menambah pilihan investasi saham bagi investor di Indonesia,” kata dia.
Ia mengatakan, selain pemenuhan persyaratan IPO, BEI senantiasa menekankan perusahaan yang berhasil tercatat diharapkan tidak hanya mampu melaksanakan IPO dengan sukses, tetapi juga menjaga kinerja, keberlangsungan usaha, dan kepercayaan investor dalam jangka panjang.
Advertisement