KEMBAR78
5 Cara Membantu Teman dalam Hubungan yang Abusif - Relationship Fimela.com
Sukses

Relationship

5 Cara Membantu Teman dalam Hubungan yang Abusif

Fimela.com, Malang Ketika teman atau keluarga berperilaku aneh dan terlihat dikontrol oleh pasangannya, situasi ini sangat rumit. Korban sering tidak menyadari mereka dalam hubungan abusif atau bahkan menyangkalnya. Cara membantu yang salah justru bisa memperburuk kondisi mereka.

Coercive control adalah strategi yang digunakan pelaku untuk mengendalikan pasangan, bukan hanya lewat kekerasan fisik. Taktiknya meliputi mengisolasi, gaslighting, merendahkan, dan pelecehan ekonomi. Dampaknya sangat menghancurkan.

Tujuan membantu adalah memberdayakan mereka untuk membuat keputusan sendiri dan mendapatkan kembali kendali hidup. Bukan memaksa meninggalkan hubungan, karena hanya mereka yang tahu situasi dan resikonya.

Tetap Terhubung untuk Melawan Isolasi

Teman mungkin tidak lagi muncul di kegiatan yang dulu mereka sukai. Pelaku memang sengaja mengisolasi korban dengan memblokir rencana, bersikap cemburu berlebihan, menyebarkan rumor, dan menciptakan ketegangan dengan lingkungan sosial korban.

Tetap hubungi mereka lewat email, pesan, telepon, atau kunjungan. Jaga percakapan tetap ringan dan jangan terburu-buru mengungkapkan kekhawatiran. Ingat bahwa komunikasi mereka mungkin dipantau pelaku, jadi jangan katakan yang bisa membuat situasi berbahaya.

Validasi Teman untuk Melawan Gaslighting

Gaslighting membuat korban merasa gila dengan memanipulasi realitas. Pelaku menyembunyikan barang, menyangkal kejadian, atau menyalahkan korban untuk hal yang tidak mereka lakukan.

Tegaskan perspektif teman dan ceritakan kembali kenangan bersama untuk mengingatkan siapa diri mereka sebelum mengalami pelecehan. Lebih banyak dengarkan daripada menggurui. Katakan "Ingatan kita sama tentang hal itu" atau "Aneh kalau hal itu tidak terjadi padahal kita berdua ingat."

Dukungan Tulus

Pelaku merendahkan korban dengan menghina dan mempermalukan, bahkan mengontrol aspek intim kehidupan mereka. Seiring waktu ini mengikis harga diri.

Tunjukkan apresiasi yang tulus dengan frasa seperti "Yang selalu disukai tentangmu adalah..." atau "Mengagumi caramu..." Hindari mengkritik pilihan mereka, terutama yang menyangkut pelaku. Mereka tahu risiko lebih baik dari siapa pun.

Waspadai Tindakan Manipulasi

Pelaku sering bertindak romantis untuk mempertahankan korban. Teman mungkin menceritakan sisi baik hubungan mereka. Dengarkan tanpa meremehkan dan katakan "kedengarannya luar biasa di saat tertentu."

Kalau memungkinkan, dorong mereka mencatat hari-hari hubungan terasa hebat, biasa, atau mengerikan. Berbagi kekhawatiran dengan lembut, seperti "kamu terlihat takut tadi pagi" atau "lebih pendiam dari dulu." Dari luar mungkin jelas ini manipulasi, tapi korban yang haus kasih sayang sulit melihatnya.

Respons Empati untuk Kekerasan Fisik

Kekerasan dalam coercive control biasanya ringan tapi sering, seperti tamparan, dorongan, cengkeraman. Korban jarang melapor ke polisi.

Kalau ada tanda kekerasan, komentari dengan lembut, seperti "itu seperti memar" atau "seperti ada yang menendang dinding." Kalau mereka cerita insiden menakutkan, berempatilah dengan mengatakan "terdengar menyeramkan." Ingatkan tidak ada alasan untuk menakuti atau memukul orang lain.

Membantu korban abuse sangat menguras emosi. Rawat kesehatan mental sendiri dan cari dukungan kalau perlu. Bicara dengan konselor atau gabung kelompok dukungan. Kita tidak bisa menyelamatkan orang yang tidak siap dan itu bukan kesalahan kita. Jangan ragu cari bantuan profesional kalau situasi melampaui kemampuan. Keselamatan adalah  prioritas utama, untuk korban dan diri sendiri.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading