KEMBAR78
Prediksi Harga Emas, Siap-Siap Tembus Level Segini - Bisnis Liputan6.com
Sukses

Prediksi Harga Emas, Siap-Siap Tembus Level Segini

Pengamat Emas, Ibrahim Assuaibi, mengatakan harga emas dunia terus menunjukkan tren kenaikan signifikan sejak Selasa malam (20/5/2025). Saat ini, logam mulia tersebut diperdagangkan di level USD3.301 per gram dan berpotensi menembus level kunci USD3.303.

Diterbitkan 21 Mei 2025, 11:50 WIB

Liputan6.com, Jakarta Pengamat Emas, Ibrahim Assuaibi, mengatakan harga emas dunia terus menunjukkan tren kenaikan signifikan sejak Selasa malam (20/5/2025). Saat ini, logam mulia tersebut diperdagangkan di level USD3.301 per gram dan berpotensi menembus level kunci USD 3.303.

Jika level tersebut tertembus, harga emas diprediksi akan melanjutkan penguatannya hingga mencapai USD3.400 bahkan menuju Rp3.700 per gram.

"Harga emas terus mengalami kenaikan ya dari tadi malam. Saat ini diperdagangkan di 3301, ada kemungkinan besar akan menuju di level USD3.303. Nah ini adalah level kunci di mana kalau ini tembus harga emas dunia ini akan kembali ke level USD3.400," kata Ibrahim kepada Liputan6.com, Rabu (21/5/2025).

Menurutnya, kenaikan harga emas kali ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor fundamental global, mulai dari gejolak geopolitik hingga ketidakpastian ekonomi di Amerika Serikat.

Faktor pertama adalah penurunan peringkat utang pemerintah AS oleh lembaga pemeringkat Moody’s, dari AAA menjadi AA1 dengan prospek negatif. Ini menunjukkan bahwa stabilitas fiskal AS mulai diragukan

"Apa fundamental yang mempengaruhi harga emas dunia terus mengalami kenaikan? Yaitu yang pertama masih kita membahas tentang masalah pemeringkat. Penurunan peringkat terhadap utang pemerintah Amerika Serikat yang tadinya AAA ke AA1. Artinya stabil dengan prospek negatif," ujarnya.

 

Promosi 1
2 dari 3 halaman

Hasil Jajak Pendapat Deutsche Bank

Tak hanya itu, hasil jajak pendapat oleh Deutsche Bank mengungkapkan bahwa 80% investor percaya bahwa Amerika Serikat sedang berada dalam jalur utang yang tidak berkelanjutan. Hal ini diperkirakan akan mendorong Kongres AS untuk segera merumuskan undang-undang pemangkasan defisit anggaran.

"Nah, di sisi lain pun juga ada jajak pendapat yang dilakukan oleh Deutsche Bank. Dia mengatakan bahwa 80% investor setuju bahwa Amerika Serikat berada di jalur utang yang tidak berkelanjutan," jelasnya.

"Sehingga ada kemungkinan besar para ekonom, dia mengatakan bahwa diperkirakan di masa depan akan mendorong DPR atau Kongres ini akan membuat undang-undang untuk memangkas defisit. Karena dengan adanya pemotongan pemeringkat utang oleh Modis," tambahnya.

 

3 dari 3 halaman

Ketegangan Geopolitik

Selain dari sisi ekonomi, ketegangan geopolitik turut menjadi katalis kenaikan harga emas. Negara-negara seperti Prancis, Inggris, dan Kanada mempertimbangkan sanksi terhadap Israel terkait tindakan militer di Jalur Gaza.

"Tensi geopolitik di Timur Tengah terus memanas di mana negara-negara seperti Fransis, Inggris, dan Kanada mempertimbangkan sanksi ekonomi terhadap Israel. Jika negara tersebut tidak menghentikan melakukan ekspansi genosida terhadap warga masyarakat di jalur Gaza," ujarnya.

Di saat yang sama, Amerika Serikat juga menarik diri dari perundingan damai antara Rusia dan Ukraina karena dinilai tidak membuahkan hasil konkret.

"Kelihat bahwa Amerika keluar dari pertemuan genjata-genjata antara Rusia dengan Ukraina. Di mana Amerika merasa kecewa dengan pertemuan tersebut yang tidak menghasilkan apa-apa. Sehingga hanya ditengahi oleh pemimpin Uni Eropa. Kecaman ini yang kemungkinan besar perjanjian genjata-genjata di Eropa kemungkinan hanya bersifat sementara," pungkasnya.

EnamPlus