Liputan6.com, Jakarta - Harga emas dunia kembali menunjukkan tren penguatan signifikan. Siang ini, logam mulia tersebut menembus level USD 3.486 per troy ounce, mendekati rekor psikologis baru di kisaran USD 3.500 per troy ounce.
Pengamat Mata Uang dan Komoditas, Ibrahim Assuaibi, menyebutkan bahwa peluang emas untuk melaju hingga menyentuh USD 3.500 per troy ounce dalam dua hari ke depan sangat terbuka lebar.
"Siang ini harga emas dunia tembus di level US3,486 per troyounce. Dalam 2 hari ini untuk menuju level US3,500 per troyounce sangat mungkin," ujar Ibrahim dalam keterangannya, Senin (1/9/2025).
Advertisement
Adapun sejumlah faktor yang mempengaruhi kenaikan harga emas, yakni meningkatnya spekulasi penurunan suku bunga oleh The Fed pada bulan September, terutama karena data menunjukkan penurunan di pasar tenaga kerja AS.
Ketua The Fed, Jerome Powell, mengakui bahwa pasar tenaga kerja sedang menurundan mengisyaratkan kemungkinan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan September.
Sementara itu, pada Kamis malam, Reuters melaporkan bahwa Gubernur Federal Reserve Christopher Waller akan mendukung penurunan suku bunga pada pertemuan bulan September dan penurunan lebih lanjut selama tiga hingga enam bulan ke depan untuk mencegah pasar tenaga kerja kolaps,
Â
Peluang Penurunan suku bunga
Mengenai peluang penurunan suku bunga, pasar saat ini memperkirakan probabilitas 82% akan terjadi penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada pertemuan di bulan September, menurut CME FedWatch Tool, dengan total pelonggaran sebesar 50 bps diantisipasi hingga akhir tahun.
Walaupun Powell masih belum berkomitmen terhadap pelonggaran di masa mendatang, dengan alasan risiko inflasi dari tarif perdagangan Presiden AS Donald Trump.
"Namun, pernyataan dovish Ketua Fed Jerome Powell di Simposium Jackson Hole, yang menyatakan bahwa kondisi "mungkin memerlukan" penurunan suku bunga, telah memperkuat ekspektasi akan adanya pergeseran kebijakan," ujarnya.
Â
Advertisement
Geopolitik
Selain itu, harapan perdamaian meredup setelah Presiden AS Donald Trump pekan lalu mendesak Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengadakan perundingan langsung sebelum mempertimbangkan pertemuan puncak trilateral yang diselenggarakan oleh Washington.
Meskipun Trump menawarkan jaminan keamanan AS selain pengerahan pasukan, belum ada tanggal atau tempat pertemuan yang ditetapkan, dan para analis melihat sedikit kemajuan dalam waktu dekat. Sementara itu, Rusia melancarkan gelombang serangan mematikan baru di Kyiv, merusak gedung-gedung yang menampung misi Uni Eropa dan British Council.
Disisi lain, Timur tengah terus membara setelah israel kembali menyerang jalur gaza dan kawasan timur tengah dengan kekuatan penuh yang bertujuan untuk menguasai seluruh jalur gaza.
"Namun, kebijakan tersebut mendapat pertentangan dari berbagai negara dunia," pungkasnya.