Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Indonesia pada Agustus 2025 tercatat USD 19,47 miliar atau turun 6,56 persen dibanding Agustus tahun 2024.
"Nilai impor migas sebesar USD 2,73 miliar atau naik 3,17 persen secara tahunan. Sementara itu, nilai impor nonmigas USD 16,74miliar mengalami penurunan 7,98 persen," kata Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M.Habibullah, dalam konferensi pers BPS, Rabu (1/10/2025).Â
Adapun impor menurut penggunaan, pada Agustus 2025 terjadi penurunan impor untuk golongan penggunaan barang konsumsi dan bahan barang baku penolong secara tahunan.Â
Advertisement
"Sementara itu untuk barang modal menunjukkan adanya peningkatan," ujar dia.Â
Jika dlihat secara tahunan nilai impor barang konsumsi turun sebesar 5,24 persen, nilai impor bahan baku penolong sebagai pendorong utama penurunan impor sebesar 9,06 persen dengan andil penurunan 6,52 persen. Nilai impor barang modal naik sebesar 2,45 persen.
Terdapat tiga komoditas utama impor nonmigas di antaranya mesin atau peralatan mekanis, mesin perlengkapan elektrik, dan kondaraan dan bagiannya.
"Sepanjang Januari hingga Agustus 2025, nilai impor ketiga komoditas tersebut memberikan share sekitar 37,48 persen terhadap total impor nonmigas," ujarnya.
Â
Â
Nilai Ekspor Agustus 2025
Untuk nilai ekspor Indonesia pada Agustus 2025 mencapai USD 24,96 miliar atau naik 5,78 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Nilai ekspor migas tercatat USD 1,07 miliar atau turun 10,88 persen. Nilai ekspor nonmigas tercatat naik sebesar 6,68 persen dengan nilai USD 23,89 miliar," ujarnya.
Peningkatan nilai ekspor Agustus 2025 secara tahunan terutama didorong oleh kenaikan ekspor nonmigas yaitu pada komoditas lemak dan minyak hewan nabati naik 51,07 persen dengan andil 5,18 persen.Â
Kedua, logam mulia dan perhiasan naik sebesar 34,76 persen dengan andil 1,02 persen. Ketiga, nikel dan barang daripadanya naik sebesar 35,34 persen dengan andil 0,98 persen.
Â
Â
Advertisement
Neraca Perdagangan Agustus 2025
BPS mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2025 tercatat USD 5,49 miliar. Artinya, Indonesia telah surplus selama 64 bulan secara berturut-turut sejak Mei 2020.
"Pada Agustus 2025 neraca persagangan barang mencatat surplus sebesar USD 5,49 miliar. Neraca perdagangan Indonesia sudah mencatatkan surplus selama 64 bulan berturut-turut sejak Mei 2020," ujar Habibullah.
Surplus pada Agustus 2025 lebih ditopang surplus pada komoditas nonmigas sebesar USD 7,15 miliar, dengan komoditas penyumbang surplus lemak dan minyak hewan nabati, bahan bakar mineral, serta besi dan baja.
"Pada saat yang sama neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit USD 1,66 miliar dengan komoditas penyumbang defisit minyak mentah dan hasil minyak," ujarnya.
Secara kumulatif, neraca perdagangan Indonesia pada periode Januari hingga Agustus 2025 tercatat surplus sebesar USD 29,14 miliar. Surplus sepanjang tahun ini ditopang oleh surplus komoditas nonmigas sebesar USD 41,21 miliar, sementara komoditas migas masih mengalami defisit sebesar USD 12,07 miliar.
Â