Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia pada Agustus 2025 mencapai USD 24,96 miliar atau naik 5,78% dibandingkan periode sama tahun lalu.
"Nilai ekspor migas tercatat USD 1,07 miliar atau turun 10,88%. Nilai ekspor nonmigas tercatat naik sebesar 6,68 persen dengan nilai USD 23,89 miliar," kata Deputi Bidang Statistik Produksi M.Habibullah, dalam konferensi pers BPS, Rabu (1/10/2025).
Peningkatan nili ekspor Agustus 2025 secara tahunan terutama didorong oleh kenaikan ekspor nonmigas yaitu pada komoditas lemak dan minyak hewan nabati naik 51,07% dengan andil 5,18%.Â
Advertisement
Kedua, logam mulia dan perhiasan naik sebesar 34,76 % dengan andil 1,02%. Ketiga, nikel dan barang daripadanya naik sebesar 35,34% dengan andil 0,98%.
Secara kumulatif nilai ekspor periode Januari-Agustus 2025 mencapai USD 185,13 miliar atau naik 7,72 % dibanding periode sama 2024.
"Sepanjang Januari hingga Agustus 2025, total nilai ekspor mencapai USD 185,13 miliar atau naik sebesar 7,72 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu," ujar dia.
Nilai Ekspor Secara Kumulatif
Adapun sepanjang Januari hingga Agustus, nilai ekspor migas tercatat USD 9,04 miliar atau turum 14,14 persen. Sementara, nilai ekspor nonmigas tercatat sebesar 9,15 persen dengan nili USD 176,09 miliar.
Â
Kenaikan Ekspor Nonmigas
Jika dilihat menurut sektor, peningkatan ekspor nonmigas secara kumulatif terjadi disektor industri pertanian dan pengolahan.
"Sektor industri pengolahan menjadi pendorong utama atas kinerja ekspor non migas Januari hingga Agustus 2025 dengan andil sebesar 12,26 persen," ujarnya.
Ekspor industri pengolahan yang naik cukup besar yaitu, minyak kelapa sawit, logam dasar bukan besi, kimia dasar organik yang bersumber dari hasil pertanian, barang perhiasan dan barang berharga, serta semikonduktor dan komponen elektronik lainnya.
Â
Advertisement
Menurut Negara
Habibullah menyampaikan, dilihat berdasarkan negara dan kawasan tujuan utama ekspor, nilai ekspor nonmigas ke Tiongkok tercatat USD 40,44 miliar atau naik 8,68 persen dibandingkan periode Januari hingga Agustus 2024.
"Jika dibandingkan secara kumulatif dengan periode yang sama tahun lalu, pada Januari hingga Agustus 2025 ekspor nonmigas ke Amerika Serikat, Asean, dan Uni Eropa mengalami peningkatan sementara ke India mengalami penurunan," ujarnya.
Tercatat nilai ekspor ke Amerika Serikat USD 20,60 miliar, Asean USD 34,19 miliar, dan Uni Eropa USD 12,76 miliar. Sedangkan ekspor nonmigas ke India tercatat USD 12,59 miliar.
Â
Â
Industri Pengolahan Kayu Sumbang Ekspor USD 3,73 Miliar
Sebelumnya, Analis Kebijakan Direktorat Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Direktorat Jenderal Industri Agro Kemenperin Yulis Anggunita Kurniasih mengatakan pameran solusi desain furnitur dan alat pendukung industri kayu olahan dapat berperan dalam peningkatan produktivitas industri furnitur Indonesia.
"Industri kayu olahan dan furnitur merupakan industri hilir yang produknya memiliki nilai tambah tinggi, dan industri ini secara aktif memberi dampak positif bagi perekonomian negara melalui kinerja ekspor serta pemenuhan pasar dalam negeri," kata Yulis dalam acara pembukaan International Furniture Manufacturing Components and Woodworking Machinery Exhibition (IFMAC & WOODMAC) dikutip dari Antara, Rabu (24/9/2025).
Data Kemenperin pada tahun 2024 mencatat industri pengolahan kayu (KBLI 16) memberikan kontribusi sebesar 2,25 persen terhadap PDB pengolahan nonmigas, dengan nilai kinerja ekspor mencapai USD 3,73 miliar.
Sedangkan industri furnitur (KBLI 31), pada tahun 2024 memberikan kontribusi sebesar 1,15 perseb terhadap PDB pengolahan non migas, dengan nilai kinerja ekspor mencapai USD 1,61 miliar.
Adapun permintaan pasar terhadap produk kayu olahan di masa depan masih sangat tinggi untuk memenuhi proyek konstruksi, infrastruktur dan pembangunan industri, serta pemenuhan bahan baku untuk industri furnitur.
Â
Â
Â
Â
Advertisement