KEMBAR78
BGN: 10.681 Dapur MBG Sudah Dibangun Tanpa APBN - Bisnis Liputan6.com
Sukses

BGN: 10.681 Dapur MBG Sudah Dibangun Tanpa APBN

Secara proyeksi, BGN target membangun 25.441 SPPG di kawasan aglomerasi dan 6.000 SPPG di daerah terpencil.

Diterbitkan 07 Oktober 2025, 17:30 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana melaporkan, saat ini total sudah ada 10.681 unit dapur penyelenggaraan program Makan Bergizi Gratis (MBG), atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang telah beroperasi.

Dadan mengatakan, seluruh SPPG atau dapur MBG tersebut dibangun tanpa kucuran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), melainkan hasil kerja sama dengan mitra swasta.

"Saya kira saat ini 100 persen dari 10.681 itu adalah kontribusi dari para mitra, dan belum satupun SPPG yang dibangun melalui dana APBN," ujar dia, Selasa (7/10/2025).

Setiap mitra swasta yang berpartisipasi rata-rata mengucurkan dana minimal Rp 2 miliar untuk membangun satu unit SPPG.

Secara proyeksi, BGN target membangun 25.441 SPPG di kawasan aglomerasi dan 6.000 SPPG di daerah terpencil. Menurut dia, program tersebut tidak hanya memperluas akses pangan bergizi, tapi juga memutar roda ekonomi di pelosok daerah.

"Di satu sisi, mereka yang jadi mitra juga akan mendapatkan insentif yang cukup menarik. Tapi di sisi lain Badan Gizi diuntungkan dengan kehadiran para mitra, dan ini menggerakkan ekonomi yang cukup besar di masyarakat," ungkapnya.

Dadan menyatakan, kolaborasi antara pemerintah dan swasta bakal jadi kunci keberhasilan program Makan Bergizi Gratis. Khususnya dalam menjemput visi Indonesia Emas 2045.

"Saya mengucapkan terima kasih atas kesempatannya bagi mereka yang memiliki SPPG dan mempunyai kontribusi positif terhadap Makan Bergizi Gratis," ucap dia.

 

Promosi 1
2 dari 3 halaman

Sokong Pertumbuhan Keluarga Miskin

Lebih lanjut, Dadan menekankan, program makan bergizi gratis (MBG) jadi kunci utama untuk menyongsong visi Indonesia Emas 2045. Khususnya dalam memberikan asupan bergizi kepada anak yang berasal dari keluarga miskin, yang secara populasi jadi mayoritas pada 20 tahun mendatang.

Mengacu pada data yang ada, ia menyebut bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2045 mendatang bakal banyak ditopang oleh masyarakat yang berasal dari keluarga miskin.

"Jadi pertumbuhan penduduk Indonesia di tahun 2045 tidak akan disokong oleh keluarga kelas atas dan kelas menengah, tapi pertumbuhan akan disokong oleh keluarga kelas miskin, dan tetap miskin," kata dia.

 

 

3 dari 3 halaman

60% Anak Tak Mampu Akses Menu Sehat

Dadan mengatakan, sekitar 60 persen anak yang ditemui di lapangan bahkan tidak punya akses terhadap menu makan yang seimbang. Sehingga, ia menyimpulkan bahwa program Makan Bergizi Gratis jadi kunci untuk memajukan generasi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan.

"Jadi kalau mereka makan biasanya asal ada nasi, ada kerupuk, ada mie, ada bala-bala (bakwan), ada kentang. Nah, 60 persen dari mereka juga hampir tidak pernah minum susu karena tidak mampu beli susu," ucap dia.

"Oleh sebab itulah, maka program (MBG) ini kita harus lakukan. Karena mereka yang sekarang ada dalam kandungan, mereka yang sekarang masih menjaga balita, mereka yang sekarang masih di TK-SD-SMP-SMA, 20 tahun ke depan mereka akan menjadi pekerja produktif di 2045," tuturnya.

 

Produksi Liputan6.com