Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), meyakini ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) khususnya jenis bensin di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta bisa terisi di akhir Oktober ini.
Keyakinan ini muncul seiring perubahan positif dalam proses negosiasi antara PT Pertamina (Persero) dan badan usaha (BU) hilir migas non-pemerintah.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) ESDM, Laoade Sulaeman, menjelaskan skema kerja sama pengadaan BBM saat ini mengalami pembaruan signifikan.
Advertisement
Sebelumnya, negosiasi dilakukan secara kolektif melalui sistem lelang terbuka. Dalam mekanisme lama itu, para BU harus mengajukan sendiri calon importir dan sumber BBM yang akan digunakan, yang sering kali menimbulkan hambatan teknis di lapangan.
Namun kini, pendekatan yang digunakan lebih individual. Pertamina langsung bernegosiasi dengan masing-masing BU secara terpisah. Hal ini dinilai lebih efektif karena dapat menyesuaikan proses sesuai dengan kesiapan masing-masing badan usaha.
"Jadi, masing-masing badan perusahaan swasta nanti yang berkomitmen dengan Pertamina. Jadi enggak satu dikumpul lagi, nanti masing-masing di treatment satu-satu. Karena ternyata begitu digabung tuh tiga masuk, satu sudah lolos, satunya mundur,” kata Laode saat ditemui di Minerba Convex 2025, di JCC, Rabu (15/10/2025).
Melalui mekanisme baru ini, setiap BU kini memiliki jalur komunikasi langsung dengan Pertamina, sehingga proses negosiasi bisa lebih lancar dan hasilnya lebih konkret.
“Nah, ini proses lelang ini kan enggak bisa terpecah-pecah. Harus menyatu terus. Makanya sekarang diubah,” ujar Laode.
Harapan Hasil Pertemuan
Lebih lanjut, Laode mengungkapkan harapan besar pada pertemuan lanjutan yang dijadwalkan Jumat (17/10/2025) mendatang.
“Mungkin Jumat insyallah itu sudah ada hasil yang lebih konkret. Saya Jumat ini lebih optimistis (pasokan BBM di SPBU swasta terisi), nanti kita tunggu saja," ujarnya.
Sementara itu, terkait pengadaan BBM SPBU swasta untuk tahun 2026, Kementerian ESDM masih melakukan evaluasi perhitungan kuota impor yang akan disalurkan ke masing-masing BU hilir migas swasta.
“Tentu konsumsi tahun ini menjadi pertimbangan. Maksudnya tahun ini kan sudah 110%, kemudian ada (kebutuhan) tambahan lagi dan itu akan menjadi pertimbangan,” ujarnya.
"(Kuota impor) 10% itu kan cuma tahun ini aja. Kita belum menetapkan skema tertentu (untuk tahun 2026), tetapi konsumsi total tahun ini akan menjadi basis data," pungkasnya.
Advertisement
BBM di SPBU Vivo Habis
Stok bahan bakar minyak (BBM) di sejumlah SPBU Vivo dilaporkan kosong. Melalui unggahan di akun Instagram resminya, @vivoidn, pihak Vivo menyampaikan permohonan maaf kepada pelanggan karena seluruh jenis bensin, yaitu Revvo 90, Revvo 92, dan Revvo 95, untuk sementara belum tersedia di semua lokasi SPBU.
“Mohon maaf kepada pelanggan setia kami. Saat ini BBM jenis bensin (Revvo90, Revvo92, dan Revvo95) belum tersedia di seluruh lokasi SPBU Vivo,” tulis Vivo dalam unggahan tersebut, Rabu (15/10/2025).
Meski demikian, Vivo memastikan bahwa produk Diesel Primus Plus masih tersedia dan dapat dibeli di beberapa lokasi SPBU.
Perusahaan juga menyediakan tautan informasi stok bahan bakar yang dapat diakses melalui https://s.id/stokbbmvivo untuk membantu pelanggan mencari SPBU yang masih memiliki pasokan.
Pihak Vivo menyebutkan, saat ini mereka tengah berupaya untuk segera memulihkan pasokan BBM di seluruh jaringan SPBU.
“Kami terus berupaya menyediakan produk BBM berkualitas agar dapat kembali melayani kamu secepatnya,” tulis manajemen Vivo.