Liputan6.com, Jakarta - Sebuah dompet kripto yang berisi 444,81 Bitcoin dan sudah tidak aktif selama 13 tahun tiba-tiba membuat gerakan mengejutkan.
Pada 11 September, Onchain Lens melaporkan bahwa dompet itu memindahkan 132,03 Bitcoin ke alamat baru dan mengirim 5 BTC ke bursa kripto Kraken.
Dikutip dari Yahoo Finance, Sabtu (13/9/2025), dompet ini terakhir aktif pada 26 November 2012. Saat itu, 444,81 BTC di dalamnya dibeli dengan harga hanya USD 5.437 (sekitar Rp 89,1 juta) ketika 1 BTC bernilai USD 12,22 (Rp 200 ribu per koin).
Advertisement
Kini, harga Bitcoin sudah melambung menjadi lebih dari USD 114.500 (Rp 1,87 miliar) per koin.
Meski sebagian sudah dipindahkan, dompet tersebut masih menyimpan 307,79 BTC dengan nilai sekitar USD 35 juta (Rp 574,1 miliar). Identitas pemilik dompet hingga kini masih misterius, dan belum jelas apakah transfer ini untuk dijual atau hanya dipindahkan ke alamat lain.
Sementara itu, analis kripto optimis harga Bitcoin akan terus naik. Kaum “maximalist” memperkirakan harga bisa mencapai USD 1 juta (Rp 16,4 miliar) dalam beberapa tahun. Lebih berani lagi, analis Joe Burnett memprediksi dalam 10 tahun harga 1 BTC bisa menembus USD 10 juta (Rp 164 miliar).
Jika itu terjadi, kapitalisasi pasar Bitcoin akan menyentuh USD 200 triliun (Rp 3,28 kuintiliun), setara 11% dari total kekayaan global. Burnett menilai angka itu masih wajar sebagai porsi investasi untuk aset penyimpan nilai jangka panjang.
Berdasarkan data Kraken, Bitcoin terakhir diperdagangkan di harga USD 114.607 (Rp 1,88 miliar) pada Jumat, 12 September 2025 pukul 05:33 GMT.
Keputusan The Fed Jadi Penentu Arah Bitcoin, Begini Prediksinya
Masa depan harga bitcioin (CRYPTO: BTC) sangat bergantung pada keputusan Federal Reserve (the Fed) pada 17 September mendatang. Pasar saat ini memperkirakan pelonggaran sekitar 30 basis poin, dengan probabilitas terbesar pada pemangkasan suku bunga seperempat poin.
Data dari CME FedWatch Tool menunjukkan hampir 90% peluang pemotongan 25 bps, sementara peluang pemangkasan 50 bps sekitar 10%. Pasar prediksi Polymarket senilai USD 21 juta (sekitar Rp 345,1 miliar, kurs estimasi rp 16.400/USD) memberikan angka sedikit berbeda: 82% untuk pemangkasan 25 bps dan 15% untuk pemangkasan 50 bps.
Beberapa analis menilai, jika pemotongan lebih besar terealisasi, Bitcoin berpotensi semakin mendekati level tertinggi sepanjang masa.
Advertisement
Mengapa Penting?
- Dalam beberapa bulan terakhir, lanskap ekonomi AS berubah cukup signifikan:
- Data ketenagakerjaan direvisi turun 911.000 pekerjaan hingga Maret 2025 yang menjadio koreksi terbesar sejak 2009.
- Inflasi masih bercampur: CPI inti 3,1% (Agustus) dan PCE inti 2,9% (Juli).
Pasar obligasi mengantisipasi pelonggaran jangka pendek, sementara tenor panjang masih dipengaruhi faktor fiskal.Survei Reuters memperkirakan kurva imbal hasil akan semakin curam pada akhir tahun, dengan yield obligasi 2 tahun sekitar 3,40% dan 10 tahun di 4,25% (selisih 85 bps).