KEMBAR78
Kim Jong Un dan Vladimir Putin Saling Berterima Kasih - Global Liputan6.com
Sukses

Kim Jong Un dan Vladimir Putin Saling Berterima Kasih

Penampilan bersama perdana Kim Jong Un, Putin, dan Xi Jinping memicu respons dari Trump. Apa katanya?

Diterbitkan 04 September 2025, 11:01 WIB

Liputan6.com, Beijing - Presiden Vladimir Putin berterima kasih kepada Kim Jong Un atas keberanian pasukannya bertempur di pihak Rusia dalam perang di Ukraina.

Kedua pemimpin itu bertemu pada Rabu (3/9/2025)di Beijing saat China menggelar salah satu parade militer terbesarnya untuk memperingati 80 tahun Kemenangan Perang Rakyat China Melawan Agresi Jepang dan Perang Anti-Fasis Dunia, yang secara resmi merujuk pada berakhirnya Perang Dunia II.

Putin, yang melancarkan invasi ke Ukraina pada Februari 2022, mengatakan hubungan bilateral antara Rusia dan Korea Utara bersahabat dan bahwa militer Korea Utara telah membantu membebaskan wilayah Kursk.

"Prajurit Anda bertempur dengan berani dan heroik," kata Putin kepada Kim Jong Un seperti dilansir BBC.

"Saya ingin menegaskan bahwa kami tidak akan pernah melupakan pengorbanan yang telah dijalani tentara Anda maupun keluarga mereka."

Promosi 1
2 dari 3 halaman

Respons Kim Jong Un atas Pujian Putin

Kim Jong Un pada gilirannya menyampaikan rasa terima kasihnya atas pengakuan Putin terhadap pasukannya dan menyatakan bahwa hubungan bilateral kedua negara maju di semua bidang.

"Jika ada sesuatu yang bisa kami lakukan untuk membantu Rusia, kami pasti akan melaksanakannya sebagai bentuk kewajiban persaudaraan," kata Kim Jong Un.

Menurut Korea Selatan, Korea Utara telah mengirim sekitar 15.000 tentara untuk membantu Rusia, beserta rudal dan senjata jarak jauh. Sebagai imbalannya, Korea Utara diyakini menerima bantuan teknis —termasuk keahlian dalam sistem pertahanan udara dan transfer teknologi rudal—bersamaan dengan bantuan pangan dan keuangan.

Pasukan Korea Utara terlibat dalam upaya Rusia merebut kembali sebagian wilayah di barat Kursk, di mana pasukan Ukraina sempat mempertahankan sebuah kantong kecil yang direbut lewat serangan mendadak pada Agustus 2024—dan pasukan Korea Utara diduga mengalami kerugian besar dalam pertempuran itu.

Pejabat Barat mengatakan pada Januari lalu bahwa sedikitnya 1.000 tentara telah tewas hanya dalam tiga bulan. Dua bulan kemudian, anggota parlemen Seoul menyatakan mereka memperkirakan ada sekitar 4.700 korban dari pihak Korea Utara, termasuk 600 kematian, dari total pengerahan 15.000 pasukan.

Pasukan Korea Utara, yang sebelumnya tidak memiliki pengalaman tempur, diyakini menghabiskan pekan-pekan awal di Rusia untuk menjalani pelatihan sebelum akhirnya diturunkan sebagai peran pendukung.

3 dari 3 halaman

Panggung Internasional Pertama Kim Jong Un

Selama ini Kim Jong Un kerap dianggap terisolasi, dipandang sebagai paria. Namun, di Beijing kali ini, dia tampil sejajar dengan pemimpin dunia lainnya.

Ini menjadi pertama kalinya Kim Jong Un menghadiri pertemuan internasional bersama para pemimpin dunia. Dia sendiri jarang meninggalkan Korea Utara dan biasanya hanya bertemu pemimpin lain secara tatap muka satu lawan satu.

Kim Jong Un berjalan berdampingan, bahkan berbincang akrab dengan Putin dan Xi Jinping ketika bersama pemimpin lainnya hendak menyaksikan parade militer di Lapangan Tiananmen. Ketiganya dinilai seolah sedang mengirim pesan jelas kepada Barat – khususnya Amerika Serikat (AS) – bahwa mereka kini bersekutu erat.

Ini juga menjadi pertemuan ketiga dalam dua tahun terakhir antara Putin dan Kim Jong Un di saat Moskow dan Pyongyang semakin memperdalam kerja sama mereka.

Juni tahun lalu, Putin dan Kim Jong Un menandatangani kesepakatan yang berjanji bahwa Rusia dan Korea Utara akan saling membantu jika salah satu diserang.

Korea Utara pertama kali secara terbuka mengakui pengiriman pasukan ke Rusia pada April, berbulan-bulan setelah Ukraina dan Barat mengungkap adanya pergerakan besar-besaran pasukan Korea Utara ke garis depan perang Rusia-Ukraina.

Pada Juni lalu, Sekretaris Dewan Keamanan Rusia menyatakan bahwa selain mengirim tentara, Korea Utara juga berjanji akan menurunkan ribuan pekerja untuk membantu membangun kembali wilayah Kursk.

Menanggapi pertemuan Xi Jinping, Vladimir Putin, dan Kim Jong Un, Presiden Donald Trump melalui akun media sosialnya menuduh ketiga pemimpin itu bersekongkol melawan AS. Kremlin kemudian menanggapi dengan mengatakan bahwa mereka berharap pernyataan Trump tersebut disampaikan dengan nada bercanda.

EnamPlus